Hoaks atau Fakta: Viral Kakek Sebatang Kara Kelaparan hingga Makan Kapuk untuk Ganjal Perutnya

- 17 Juni 2020, 07:30 WIB
DISINFORMASI kondisi Kakek Jahrani (80), yang tergolek sakit di kasur, di Serang diberitakan hanya makan  kapuk dan hidup sebatangkara.*
DISINFORMASI kondisi Kakek Jahrani (80), yang tergolek sakit di kasur, di Serang diberitakan hanya makan kapuk dan hidup sebatangkara.* //Turn Back Hoax MAFINDO

Dari laman  Kominfo terdapat informasi Sementara itu pihak  kemensos telah bergerak cepat memastikan kondisi Kakek Jahrani.

Melalui pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Kakek Jahrani sudah mendapat perhatian dari pemerintah.

Baca Juga: WHO Sebut Wabah Virus Baru di Tiongkok Perlu Pengujian Lebih Lanjut Setelah 'Hipotesis' Salmon

Atas arahan Menteri Sosial Juliari P. Batubara, Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Salahuddin Yahya langsung datang hadir dan menyapa kakek Jahrani dan keluarganya serta memberikan bantuan sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan juga sebagai  implementasi slogan #KemensosHADIR.

Dengan demikian, informais viral yang menyatakan Kakek Jahari kelaparan hingga memakan kapuk untuk mengganjal perutny adalah informasi hoax atau salah.

Baca Juga: Tiga Bulan Ditangguhkan, Pelatih Persib Ungkap Harapan Terkait Kejelasan Kompetisi

Klaim yang beredar tersebut termasuk ke dalam klaim menyesatkan, klaim tersebut membuat pembaca memperoleh informasi yang dikategorikan hoaks atau tidak benar.

Diharapkan masyarakat tidak terprovokasi dengan pesan berantai tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Melalui media sosial Facebook, muncul sebuah narasi yang menceritakan kondisi seorang kakek bernama Jahrani di wilayah Banten. Disebutkan bahwa kondisi sang kakek sangat miris, lantaran hidup sebatang kara dan kelaparan hingga harus memakan kapuk bantal. . Menanggapi informasi tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) pun akhirnya angkat bicara. Melalui situs resmi kemsos.go.id, sebuah siaran pers berjudul “Respon Cepat Kemensos Hadir Serahkan Paket Sembako Bantuan Presiden” diunggah. Dijelaskan bahwa Kakek Jahrani tidak kelaparan dan bahkan tidak memakan kapuk seperti yang tengah viral. . “Makanan ada pak. Tidak benar makan kapuk. Ceritanya, ada keponoakan yang biasa menunggu Kakek Jahrani. Tetapi karena ada keluarga yang meninggal, ia pergi. Setelah ditinggal, Kakek Jahrani merangkak keluar rumah sambal mulutnya ada kapuk,” jelas Ny Bakrah (40), keponakan Kakek Jahrani. . Klarifikasi serupa juga dituturkan oleh Humas Polres Serang melalui akun Facebooknya. Dijelaskan bahwa terkait dengan viralnya informasi yang menyebut seorang kakek kelaparan hingga harus memakan kapuk bantal adalah tidak benar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sebelum viralnya kabar tersebut, Kakek Jahrani sudah sering menerima bantuan dari berbagai organisasi dan juga komunitas. . Menurut kesaksian dari para warga, dijelaskan bahwa kondisi Kakek Jahrani bukan kelaparan hingga harus mengganjal perut dengan kapuk bantal, melainkan karena kondisi yang sudah renta, Kakek Jahrani sering kali memasukan kapuk ke dalam telinganya. Kondisi tersebut dirasa membuat kesalahpahaman, hingga akhirnya viral di media sosial. . Sumber: Kemsos.go.id Facebook.com (Humas Polres Serangkab & Bidik Banten) Kominfo.go.id Merdeka.com Medcom.id #turnbackhoax #Mafindo #Mafindo2020 #cekfakta #dirumahaja

A post shared by MAFINDO - Turn Back Hoax (@turnbackhoaxid) on

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kominfo Turn Back Hoax Kemensos


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah