Network
PR TASIKMALAYA – Beredar di media sosial Facebook sebuah tangkapan layar yang didalamnya ada klaim bahwa warga Tiongkok secara illegal masuk ke Indonesia dan akan mempersiapkan senjata untuk bantai pribumi.
Unggahan tersebut disebarkan oleh akun bernama Herry Oej. Dikethaui foto tangkapan layar itu berisi sebuah berita media daring Indonesia dengan judul "Dinas Imigrasi Tahan 300 Orang WNA China Ilegal Pembawa Senpi AK-46 & Jenis Terbaru, Serta 5000 Peluru yang Baru Transit di Bandara Soeta".
Dalam unggahannya, akun tersebut juga menambahkan narasi "MEREKA SUDAH MEMPERSIAPKAN SENJATA UNTUK MEMBANTAI PRIBUMI".
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Anies Baswedan Jadi Gubernur Terbaik Sedunia dalam Penanganan Covid-19
Berdasarkan Penelusuran tim PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari berbagai sumber, penelusuran, klaim tersebut merupakan screenshoot palsu.
Selain itu foto-foto yang disertakan tidak berkaitan dengan klaim di dalam narasi.
Hasil pencarian di situs media terkait dengan kata kunci “DINAS IMIGRASI TAHAN 300 ORANG WNA CHINA ILEGAL”, dan tidak ditemukan artikel terkait.
View this post on Instagram
Kemudian melansir keterangan unggahan akun Instagram Turnbackhoax Melalui situs pencari gambar TinEye, gambar pertama yaitu foto amunisi ditemukan pertama kali diunggah di internet pada 2013.
Baca Juga: Terus Tekan Korea Selatan, Korea Utara Peringatkan Tindakan Pembalasan yang Melibatkan Militer
Kemudian gambar kedua yang merupakan gambar senjata api ditemukan diunggah pada 2012.
Foto ketiga dan keempat adalah foto yang digunakan media daring Indonesia, dengan judul artikel "Tenaga kerja asing (TKA) asal China bekerja di pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara" dan "senjata api diamankan dalam operasi sendak jaya".
Dengan demikian, klaim bahwa warga Tiongkok secara ilegal masuk ke Indonesia dan akan mempersiapkan senjata untuk bantai pribum adalah klaim keliru.
Baca Juga: Setelah George Floyd, Kini Pria Kulit Hitam Ditembak Mati oleh Polisi Atlanta di Wendy's Drive-Thru
Klaim yang beredar tersebut termasuk ke dalam klaim yang salah dan menyesatkan, klaim tersebut membuat pembaca memperoleh informasi yang dikategorikan hoaks atau tidak benar.
Diharapkan masyarakat tidak terprovokasi dengan pesan berantai tersebut.***
