Cek Fakta: Benarkah Jemaah Salat di AS Membeludak ke Jalanan sejak Pandemi? Ini Faktanya

- 12 April 2020, 11:09 WIB
Tangkapan layar postingan media sosial yang menyebut jemaah salat di AS membeludak karena virus corona.
Tangkapan layar postingan media sosial yang menyebut jemaah salat di AS membeludak karena virus corona. /MAFINDO

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi virus corona masih mengancam dunia, hingga Minggu, 12 April 2020 telah ditemukan berbagai kasus yang beragam.

Dilansir laman resmi Worldometers, tercatat sudah 1.779.842 kasus terjadi dari pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19, virus ini pun telah memakan 108.779 korban jiwa.

Amerika Serikat berada di peringkat pertama dengan jumlah pasien terkonfirmasi positif sebanyak 532.879 orang dengan angka kematian mencapai 20.577 orang.

Baca Juga: Dokter Inggris: Perang Lawan Virus Corona Itu Lomba Maraton, Bukan Lari Cepat

Di tengah maraknya informasi kasus Covid-19, baru-baru ini beredar sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa umat Muslim yang berada di Amerika Serikat melakukan salat maghrib berjamaah sampai tumpah ruah ke jalanan.

Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Hafiz Okta Sanjaya dengan narasi sebagai berikut:

“SITUASI & KONDISI ( Sikon) Tadi Malem di Amerika Serikat . …Saat Tiba Masuk Sholat Magrib Masyarakat Kaum Muslim berbondong bondong Menunaikan Sholat berjamaah di Mesjid sampai Tumpah Ruah di Jalan Raya. Sehubungan dengan Adanya Covid 19, Pemerintah Setempat Memberi Kesempatan Ummat Islam beribadah Secara Terbuka & di boleh kan Suara Volume Mesjid di besar kan. Tumben… Sebelum Covid 19 datang di Amerika, Suara Volume Mesjid tidak di bolehkan Keluar.”

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Pemerintah Bagikan Internet 100 GB Gratis Selama WFH? Waspada Hacker

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Turn Back Hoax Mafindo, video tersebut ternyata sudah ada sejak Februari 2017 dan tidak ada kaitannya dengan wabah Covid-19 yang kini melanda dunia.

Rekaman video itu diambil ketika sebagian peserta aksi unjuk rasa damai memprotes Donald Trump yang melarang masuk untuk sementara para pengungsi dan pendatang dari tujuh negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim pada tanggal 2 Februari 2017 sedang menunaikan salat maghrib.

Salah satu kanal Youtube, Quran videos mengunggah video yang sama dengan judul 'Muslim praying in New york streets' pada tanggal 5 Februari 2017.

Baca Juga: Warga yang Dinyatakan Sembuh dari Covid-19 Disambut dengan Bentangan Spanduk saat Pulang

Sementara itu melansir pada bklyner.com, pada hari Kamis, 2 Februari 2017, sekitar 7.000 ribu orang Yaman-Amerika, Muslim, dan pendukung secara damai berdemonstrasi di Brooklyn Borough Hall.

Demokrasi tersebut dilakukan untuk memprotes 'larangan Muslim' Trump dan berdiri dengan warga Yaman-Amerika New Yorker yang anggota keluarganya terdampar di luar negeri.

Pada 27 Januari 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif (executive order) yang melarang masuk untuk sementara para pengungsi dan pendatang dari tujuh negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Baca Juga: Dokter Inggris: Perang Lawan Virus Corona Itu Lomba Maraton, Bukan Lari Cepat

Kebijakan setara Keppres, yang bernomor 13769 itu berjudul, 'Melindungi Bangsa dari Penyusupan Teroris Asing ke Amerika Serikat'.

Negara-negara yang warganya dilarang masuk AS adalah Suriah, Iran, Irak, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman. Negara lain yang juga kena dampaknya adalah Korea Utara.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai Amerika Serikat melakukan salat berjamaah saat pandemi adalah hoaks dan tidak ada kaitannya dengan Covid-19.

Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks Konten yang Salah.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Mafindo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x