Hoaks atau Fakta: Benarkah Makan Buah saat Perut Kosong Bisa Sembuhkan Kanker?

10 September 2020, 13:33 WIB
Ilustrasi buah-buahan /

PR TASIKMALAYA - Beredar sebuah pesan berantai di aplikasi WhatsApp sebut memakan buah saat perut kosong bisa menyembuhkan kanker.

Infromasi dalam pesan berantai itu diklaim berasal dari dua orang dokter yaitu Dr Stephen Mark dan Herbert Shelton.

Pesan itu berisi soal tips memakan buah yang tepat, efek salah makan buah, buah umur panjang dan sehta, hingga buah yang berbahaya jika diolah.

Baca Juga: Disebut Deddy Corbuzier Tak Takut Hadapi Covid-19, Ade Rai Singgung Soal Mental Illness

Tak hanya membahas soal buah, pesan berantai itu juga menyebut jika meminum air dingin setelah makan bisa memicu kanker.

Namun, dikutip dari Jakarta Lawan Hoaks, klaim pesan berantai itu dibantah lewat penjelasan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

Tak terbukti ada manfaat setelah memakan buah saat perut kosong bisa menyembuhkan kanker. Dua orang yang diklaim sebagai dokter juga ternyata bukanlah seorang dokter.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Pesan Berantai Sebut Bandung Kota Zona Hitam Virus Corona

Informasi tersebut malah bertentangan dengan fakta medis. Artikel soal memakan buah itu telah beredar sejak tahun 1998 di Singapura.

Judul artikel asli yakni “We all think eating fruits means just buying fruits…" dan tak ada nama dua orang yang diklaim sebagai dokter tersebut.

Tak ada penjelasan soal memakan buah saat perut kosong bisa meyembuhkan kanker, tetapi dibahas soal diet sehat selama tiga hari untuk detoksifikasi.

Baca Juga: Ketahui Olahan 'Sup Orange', Bantu Tingkatkan Imunitas Tubuh dan Buat Kulit Cerah

Diketahui pula jika Herbert M. Shelton merupakan seorang naturopath Amerika, advokat pengobatan alternatif, dan seorang penulis.

Shelton juga dikabarkan semoar menjalani hukuman penjara dan dijatuhi denda atas beberapa tuduhan, salah satunya praktek kedokteran tanpa lisensi.

Maka dari itu, pesan berantai yang menyebut jika makan buah saat perut kosong bisa menyembuhkan kanker dapat dipastikan hoaks dan masuk ke dalam Konten yang Dimanipulasi.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Jakarta Lawan Hoaks

Tags

Terkini

Terpopuler