PR TASIKMALAYA – Sudah bukan menjadi rahasia umum jika angka perceraian terus meningkat setiap tahunnya.
Bahkan ketika terjadi pandemi Covid-19 terjadi peningkatan angka perceraian di seluruh wilayah Indonesia, ujar Aco Nur selaku Direktur Jendral Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung.
Lantas faktor apa yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk bercerai? Bukankah setiap orang yang menikah tidak menginginkan terjadinya perceraian?
Baca Juga: Ungkap Fakta Selama Memimpin Microsoft, Bill Gates Akui Selalu Menekan Karyawannya
Menurut Psikolog Keluarga Ann Gold Buscho, Ph.D, terdapat 16 faktor yang menjadi penyebab perceraian. Berikut 16 faktor penyebab perceraian:
1. Lack of compatibility
Pasangan memiliki nilai-nilai yang berbeda seperti perbedaan nilai dalam pengasuhan anak, agama, atau bahkan politik.
2. Perbedaan yang tidak dapat dipersatukan
Perbedaan-perbedaan dalam gaya pengasuhan, tujuan hidup, mengelola keuangan, dll.
Baca Juga: Airlangga Salahkan Anies Baswedan Soal IHSG, DPR: Takut Lockdown Akhirnya Di-Lockdown Puluhan Negara
3. Uang
Uang menjadi salah satu hal penting di dalam pernikahan. Perbedaan dalam mengelola keuangan ternyata sangat berdampak pada hubungan pernikahan seperti pengelolaan yang berbeda dalam mengatur pengeluaran, tabungan, amal, dll.
4. Konflik terus menerus
5. Selingkuh
Baca Juga: Erick Thohir Sampaikan Usulan Dua Program Vaksinasi Covid-19
6. Kurangnya keintiman
Sex merupakan salah satu perekat di dalam pernikahan. Ketidakpuasan secara seksual dapat menjadi pemicu perceraian seperti tidak puas dengan hubungan intim, disfungsi seksual, dan hilangnya gairah.
7. Terburu-buru menikah
Terlalu cepat memutuskan menikah, padahal jelas-jelas belum siap dapat menjadi pemicu perceraian.
Baca Juga: Kabar Gembira September 2020! Ambil Harga Khusus Pasang Iklan di Instagram Pikiran Rakyat
Oleh karena itu, sebelum menikah pastikan dulu apakah sudah siap memiliki komitmen jangka panjang?
Selain itu jangan sampai menikah hanya karena merasa diburu-buru oleh usia, orang tua, lingkungan sosial, dll.
8. Pelecehan (fisik, emosi, verbal, dan fidusia)
9. Kecanduan (alkohol, sex, narkoba, judi, belanja, dll)
Ketika seseorang memiliki adiksi berlebihan pada Adiksi berlebihan akan mengurangi rasa membutuhkan pada pasangan.
Baca Juga: Diana Rigg Meninggal Dunia, Berikut 8 Fakta Menarik Pemeran Lady Olenna 'Game of Thrones'
10. Harapan yang tidak realistis
Biasanya pasangan menikah dengan tujuan merubah pasangannya. Padahal perubahan individu tentu saja bukan karena pasangan, namun karena individu tersebut ingin berubah.
Jadi jangan sampai menikah karena ingin merubah pasangan.
11. Mertua
Mertua dominan juga dapat menjadi pemicu terjadinya perceraian. Selain itu, pasangan yang terlalu condong kepada keluarganya bisa jadi pemicu konflik perceraian.
Baca Juga: Puluhan Festival Tahunan Solo Gagal Digelar, SIPA 2020 Berlangsung Secara Virtual
12. Merasa kehilangan identitas/jati diri
Biasanya terjadi pada perempuan yang memiliki aktivitas tinggi, namun setelah menikah terpaksa menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT).
Sehingga ketika dia berperan sebagai IRT, dia merasa dirinya tidak berharga
13. Tidak berjuang mencari solusi ketika terjadi konflik
14. Komunikasi yang buruk
Baca Juga: Warga Sekitar GBLA Geram, Latihan Persib Bandung Terancam Diboikot
15. Penyakit mental/fisik (cacat)
Pasangan belum siap jika dia memiliki pasangan yang cacat baik cacat mental maupun fisik.
Berdasarkan penelitian Psikolog Klinis John M Gottman, konseling pranikah memiliki pengaruh besar untuk mengurangi resiko kecenderungan perceraian di masa depan.***