Sambut Hari Raya Idul Adha 2023, Simak 5 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Ibadah Haji dan Kurban

20 Juni 2023, 09:40 WIB
Ilustrasi ibadah haji di Idul Adha 2023. /Pixabay/Abdullah_Shakoor/

PR TASIKMALAYA - Prosesi ritual keagamaan Ibadah Haji serta Kurban terjadi dalam kalender Hijriyah pada bulan Dzulhijjah.

Menuju hari raya Idul Adha 2023, umat Islam akan senantiasa melaksanakan Ibadah Haji sebagai bagian dari rukun Islam. Kemudian, Ibadah Kurban juga menjadi salah satu pilihan yang dapat dilakukan umat Islam di bulan Dzulhijjah.

Baik Ibadah Haji dan Kurban, keduanya tak hanya dilakukan karena sebuah anjuran hukum saja. Lebih dari itu terkandung 5 pelajaran yang dapat dipetik dari keduanya. 

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmaya.com dari laman resmi Kemenag Jawa Barat, berikut 5 pelajaran yang dapat dipetik dari praktik Ibadah Haji dan Kurban sesuai dengan apa yang dipaparkan Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng Kementerian Agama Sukabumi Yudi Yansyah.

Baca Juga: Banyak Sapi hingga Kambing Terkena Penyakit Jelang Idul Adha, MUI Beri Panduan Berkurban bagi Masyarakat

  1. Belajar Ikhlas

Dalam praktik Ibadah Haji dan Kurban, di dalamnya tak hanya terkandung tata cara praktik peribadatannya saja. Lebih dari itu, keduanya memiliki kandungan pelajaran untuk belajar menanamkan sikap ikhlas atau menerima.

Seperti dalam pelaksanaan Ibadah Haji, sebagaimana tertera dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, disebutkan bahwa praktik Ibadah Haji semata-mata dilakukan umat Muslim untuk menggapai ridha Allah semata.

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

"Barangsiapa yang berhaji karena Allah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya," (HR. Bukhari no.152)

Baca Juga: Trik Bikin Daging Tetap Fresh dan Tahan Lama! Ketahui, Karena Idul Adha Tinggal Menghitung Hari

Sedangkan dalam praktik Ibadah Kurban pelajaran ikhlas juga terkandung di dalamnya. Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Q.S. Al-Hajj ayat 37 bahwa darah dan daging yang ada pada Kurban itu bukanlah merupakan tuntutan, tapi bagian dari pemberian Kurban yang datang dari keikhlasan.

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya," (Q.S. Al-Hajj: 37)

  1. Belajar Mengikuti Tuntunan Nabi

Baik Ibadah Haji maupun Kurban, keduanya sama-sama merupakan bagian dari tuntunan yang berikan Nabi Muhammad SAW, kepada umat Muslim.

Baca Juga: Tokoh MUI Imbau Masyarakat untuk Saling Menghargai, Meskipun Penetapan Idul Adha 2023 Berbeda

Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan mengenai Ibadah Haji, bahwa Nabi menganjurkan para sahabat saat itu untuk menirunya dalam hal melaksanakan Ibadah Haji. 

لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لاَ أَدْرِى لَعَلِّى لاَ أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتِى هَذِهِ

Ambillah dariku manasik-manasik kalian, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui, mungkin saja aku tidak berhaji setelah hajiku ini”. (HR. Muslim no. 1297, dari Jabir).

Adapun anjuran atau tuntunan mengenai Kurban, Nabi juga pernah menyampaikan khutbahnya pada saat pelaksanaan Idul Adha kepada para sahabat. 

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Diumumkan Kemenag, Idul Adha Jatuh pada 29 Juni 2023!

Dalam khutbah tersebut Nabi mengajak pada para sahabat untuk tak hanya melakukan shalat Idul Adha. Tetapi juga senantiasa mengikuti apa yang telah dilakukannya, yakni berkurban.

مَنْ صَلَّى صَلاَتَنَا وَنَسَكَ نُسُكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ ، وَمَنْ نَسَكَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ قَبْلَ الصَّلاَةِ ، وَلاَ نُسُكَ لَهُ

“Siapa yang shalat seperti shalat kami dan menyembelih kurban seperti kurban kami, maka ia telah mendapatkan pahala kurban. Barangsiapa yang berkurban sebelum shalat Idul Adha, maka itu hanyalah sembelihan yang ada sebelum shalat dan tidak teranggap sebagai kurban," 

Tak hanya itu, tuntunan di sana menurut Yudi Yansyah juga berarti harus mengikuti semua syarat dan tata cara yang dianjurkan nabi. Dengan begitu, Ibadah Haji tak hanya asal-asalan. Begitu pun dengan Kurban, maka ada syarat sah, kategori hewan Kurban, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha

  1. Belajar Sedekah

Dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Kurban, menurut Yudi Yansyah memiliki pelajaran untuk belajar bersedekah di dalamnya. Sebab menurutnya, kedua ibadah ini adalah ibadah yang melibatkan harta.

Sedangkan harta adalah hal yang paling dicintai manusia. Maka melalui dua ibadah ini, umat Muslim dapat belajar untuk bersedekah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Saba' ayat 39 sebagai berikut.

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya," (Q.S. Saba': 39).

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha

  1. Belajar Meninggalkan Larangan

Dalam sebuah praktik peribadatan pasti terkandung perintah dan larangan di dalamnya. Begitupun dengan Ibadah Haji dan Kurban.

Dalam Ibadah Haji, beberapa larangan di antaranya seperti tidak boleh mengenakan wewangian saat ihram, tidak boleh memotong kuku, tidak boleh mengenakan pakaian yang ketat, dan lain sebagainya. Larangan-larangan tersebut harus dihindari oleh seseorang yang tengah melaksanakan Ibadah Haji.

Kemudian, dalam Kurban beberapa larangan pun dikatakan tidak boleh Kurban di luar waktu yang ditentukan. Sebagaimana Nabi bersabda terkait hal ini dalam sebuah hadits.


Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

"Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzulhijjah (maksudnya telah memasuki 1 Dzulhijjah,) dan kalian ingin berqurban, maka hendaklah shohibul qurban tidak memotong rambut dan kukunya," (HR. Muslim no. 1977).

Dengan demikian, menurut Yudi Yansyah larangan-larangan yang terkandung dalam dua ibadah tersebut bisa memberikan umat Muslim kesempatan untuk belajar menjauhi sebuah larangan.

  1. Belajar Rajin Dzikir

Dalam Ibadah Haji dan Kurban, menurut Yudi Yansyah juga terkandung begitu banyak pengingat kepada umat Muslim untuk senantiasa terus berdzikir dan mengingat Allah.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 H, pada 28 Juni 2023!

Sebagaimana dalam Ibadah Haji, ketika memasuki Zulhijah bahkan Allah telah memerintahkan manusia untuk selalu mengucap takbir sejak sepuluh hari pertama.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan," (QS. Al Hajj: 28). 

Kata ‘Ayyam ma’lumaat’ menurut salah satu penafsiran adalah sepuluh hari pertama Zulhijah. Pendapat ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama di antaranya Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan Al Bashri, ‘Atho’, Mujahid, ‘Ikrimah, Qatadah dan An Nakha'i, termasuk pula pendapat Abu Hanifah, Imam Asy Syafi’i dan Imam Ahmad.

Baca Juga: 10 Gambar Gerak Edisi Idul Adha 2023, dari yang Menarik Sampai Lucu Ada!

Tak hanya itu, dalam Kurban juga terdapat hal yang sama. Sebagaimana Anas bin Malik pernah berkata bahwa dirinya pernah melihat Nabi melaksanakan Kurban seraya membaca bismillah dan kalimat takbir.

ضَحَّى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ ، فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّى وَيُكَبِّرُ ، فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ .

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkurban (pada Idul Adha) dengan dua kambing yang gemuk. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher dua kambing itu. Lalu beliau membaca bismillah dan bertakbir, kemudian beliau menyembelih keduanya dengan tangannya," 

Dengan demikian, Ibadah Haji dan Kurban memiliki unsur pengingat bagi yang melaksanakannya serta seluruh umat Muslim pada umumnya untuk senantiasa memperbanyak dzikir pada Allah SWT.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Kemenag Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler