Ahli IT Dunia Sebut Anak-anak Lebih Sering Online Saat Pandemi, Berikut Penjelasannya

- 6 Mei 2020, 14:30 WIB
ILUSTRASI anak-anak.*
ILUSTRASI anak-anak.* /Dokumentasi EF Indonesia/

PIKIRAN RAKYAT - International Telecommunications Union (ITU), Badan PBB yang mengurus teknologi dan jaringan, berpendapat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya sejak pandemi Covid-19.

Keadaan tersebut dinilai mengkhawatirkan, karena sejak pandemi, anak-anak mengakses internet di usia muda dan berisiko mengalami perundungan di dunia maya.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, salah seorang direktur ITU mengungkap, banyaknya anak-anak yang belum cukup bekal ilmu dalam penggunaan internet.

Baca Juga: Stadion Gelora Bung Karno Masuk Nominasi Stadion Ikonik dan Termegah di ASEAN versi AFC

"Banyak anak yang terhubung dalam jaringan lebih awal dari keinginan orang tua mereka, dalam usia yang lebih muda dan tidak punya keterampilan yang dibutuhkan untuk melindungi diri mereka, apakah dari pelecehan daring atau perundungan," kata salah seorang direktur ITU, Doreen Bogdan-Martin, dikutip dari Reuters, Rabu 6 Mei 2020.

Lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss itu memperkirakan, ada 1,5 miliar anak yang terpaksa tidak sekolah karena penutupan wilayah demi menghentikan penyebaran Virus Corona.

Baca Juga: Hari Pertama Penerapan PSBB di Kota Tasikmalaya, Masih Banyak Ditemukan Pelanggaran

Sebagai ganti waktu bersekolah, mereka belajar secara daring, juga untuk bersosialisasi dan melakukan hobi mereka.

ITU juga menyoroti waktu yang dihabiskan anak-anak untuk online sehari-hari selain untuk belajar, misalnya bermain 'game' atau bersosialisasi.

ITU berencana mempercepat peluncuran panduan untuk melindungi anak-anak di dunia maya dalam waktu dekat.

Baca Juga: Siap Sukseskan PSBB Kota Tasikmalaya, Satu Pleton Pasukan Brigif 13/Galuh Diterjunkan

Selain itu, lembaga tersebut juga menggarisbawahi pandemi ini menciptakan 'kesenjangan digital', yaitu ada orang-orang yang memiliki akses internet dan ada yang tidak.

Internet berpengaruh terhadap kegiatan belajar selama pandemi COVID-19. Jika tidak ada internet, kegiatan belajar anak akan terganggu.

Bogdan-Martin menyatakan, ITU sedang bekerja dengan lembaga PBB untuk anak-anak agar bisa berkomunikasi lewat jaringan 2G.

Baca Juga: Wali Kota Tasikmalaya: Bantuan Bagi Warga Terdampak Covid-19 Mulai Disalurkan 11 Mei 2020

ITU memperkirakan, ada 3,6 miliar orang yang tidak punya akses ke internet, juga banyak orang yang harus mengeluarkan banyak uang untuk tersambung ke internet atau koneksi mereka tidak bagus.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x