Hal itu karena semuanya dapat dilakukan dalam sebuah ruang virtual tanpa harus meninggalkan rumah.
"Metaverse memang berpotensi menjadi teknologi yang sangat berguna bagi manusia," terangnya.
"Salah satunya bagi penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan fisik untuk melakukan mobilitas di dunia nyata," sambungnya.
Baca Juga: Ramalan Shio Tikus di Tahun Baru Imlek 2022: Karier Akan Lebih Sibuk dari Tahun 2021!
Lebih lanjut, dirinya menyatakan bahwa tetap saja inklusivitas metaverse masih dipertanyakan khususnya bagi yang mengalami keterbatasan penglihatan.
Selain itu, terdapat juga orang-orang yang tidak memiliki akses terhadap internet.
"Tidak hanya itu, potensi adiksi terhadap metaverse akan lebih besar dari candu terhadap media sosial," ujarnya.
Baca Juga: Ahmad Riza Patria Minta Perkuat Satgas covid-19 untuk Hadapi Lonjakan Omicron
Pasalnya, sebuah riset menunjukkan kecanduan teknologi dan internet seperti media sosial, ponsel pintar, dan game dapat berujung pada depresi.
"Kita perlu riset untuk mengetahui bagaimana dampaknya jika seseorang mengalami ketagihan untuk hidup dalam metaverse," tegasnya.