Menkominfo Beri Empat Rekomendasi untuk Media yang Tetap Eksis dalam Hadapi Tren AI

19 Februari 2024, 19:35 WIB
Ilustrasi - Untuk tetap eksis di tengah tren kecerdasan buatan atau AI, Menkominfo Budi Arie Setiadi memberikan empat saran. /Unsplash/Markus Winkler/

PR TASIKMALAYA - Untuk tetap eksis di tengah tren kecerdasan buatan atau AI, Menkominfo Budi Arie Setiadi memberikan empat saran.

Saram pertama dari Menkominfo yakni, untuk tetap bersaing, berinovasi dalam proses bisnis AI tersebut. Hal itu ia sampaikan dalam perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2024, yang diadakan secara hybrid di Jakarta Utara, Senin, 19 Februari 2024.

"Media harus menggunakan cara baru untuk meningkatkan pelanggan platform dan menarik lebih banyak pelanggan dengan akses premium," ungkap Menkominfo.

Pada acara tersebut juga, Menkominfo mengatakan bahwa media saat ini tengah memasuki fase ketiga dari disrupsi digital. Dalam fase ini, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) memungkinkan mereka melewati fase ini.

Baca Juga: Sempat Buat Plot Pakai Chat GPT, Eiichiro Oda Kini Gunakan AI Lain Buat Lagu di One Piece

Budi memberi saran kedua kepada perusahaan media untuk mengadopsi teknologi baru, seperti AI, agar mereka dapat memanfaatkan peluang untuk berkembang dan berkarya dengan lebih baik.

Dia menyatakan bahwa ada banyak cara yang dapat diambil oleh perusahaan media untuk melakukan diversifikasi saluran melalui layanan pesan instan dan video.

Ketiga, Budi menyatakan bahwa perusahaan media dapat melakukan upskilling karyawan mereka untuk memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi.

Terakhir, Budi menyarankan agar perusahaan media mengikuti perkembangan digitalisasi dengan membuat konten baru, seperti podcast atau siniar.

Baca Juga: Google Luncurkan Gemini, AI yang Diklaim Lebih Cerdas dari Chat GPT 4

Menurutnya, hal itu dapat membuat lebih mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan karya jurnalistik yang dapat diandalkan.

Ia optimistis bahwa perusahaan media dapat melakukan keempat hal tersebut secara konsisten. Jika ini terjadi, AI sebagai bagian dari disrupsi digital akan menjadi peluang dan bukan penghalang bagi media untuk berkembang.

Budi kemudian berbicara tentang data yang dirilis oleh Asosiasi Surat Kabar dan Penerbitan Berita Dunia (WAN-IFRA), yang menunjukkan bahwa industri pers global menghasilkan 112,4 miliar dolar AS pada tahun 2021-2022 dan naik 13,55% menjadi 130,02 miliar dolar AS pada tahun 2022-2023.

Menurut Budi, peningkatan ini menunjukkan bahwa media terus berkembang di tengah disrupsi digital. Hal ini diharapkan untuk mempertahankan optimisme media nasional untuk tetap hidup.

Baca Juga: Benarkah AI Chatbot Bisa Ancam Privasi? Cek Faktanya

"Saya berharap ini dapat membangkitkan optimisme bagi rekan-rekan media, apalagi ada banyak langkah yang tersedia bagi perusahaan pers untuk menghadapi disrupsi teknologi," tutur Budi.***(Toby Saldiansah)

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler