Perangi Wabah Virus Corona, Pemerintah Tiongkok Luncurkan Teknologi 'Cuci Uang'

3 Maret 2020, 15:03 WIB
SEORANG petugas medis dengan baju pelindung menyiapkan obat tradisional untuk pasien dengan virus korona baru dengan peralatan pengeluaran cerdas di sebuah apotek Rumah Sakit Tongji Wuhan, Tiongkok, Senin 2 Maret 2020.* /

PIKIRAN RAKYAT - Dampak virus corona di Tiongkok, telah membuat sebagian mobilitas masyarakat lumpuh.

Berbagai cara dilakukan untuk mencegah penyebaranya. Namun hingga kini, belum ada obat atau vaksin resmi untuk menyembuhkan infeksi COVID-19 ini.

Hal ini, mengharuskan masyarakat dunia lebih mengutamakan kebersihan dan sanitasi, sebagai langkah utama upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Baca Juga: Usai Jawa Barat Ditetapkan Siaga 1 Virus Corona, Stok Masker di Kota Tasikmalaya Mulai Langka

Menjaga kebersihan dan sanitasi, berupa kebiasaan mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, dan masker.

Namun tidak hanya itu, Pemerintah Tiongkok meluncurkan cara baru guna menghambat penyebaran virus corona dengan mencuci uang yang beredar di masyarakat.

Perlu diketahui, pencucian uang ini dalam arti yang sesungguhnya, bukan dalam arti tindak pidana pencucian uang, dimana uang di-transfer ke berbagai rekening untuk menyamarkan dana yang berasal dari aksi kejahatan.

Baca Juga: Jabar Siaga Satu Virus Corona, Pemkot Tasikmalaya Lakukan Langkah Antisipatif dan Sediakan Ruang Isolasi

Seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Ubergizmo, alasan pemerintah mencuci uang, karena uang berpindah tangan dengan sangat cepat dan mudah, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang menganggapnya kotor.

Teknologi sanitasi uang ini pertama kali diusulkan dan diterapkan oleh People's Bank Tiongkok dengan memanfaatkan sinar ultraviolet.

Kemudian uang tersebut disimpan dalam kurun waktu 14 hari, guna memastikan virus yang diduga ada dalam uang mengalami masa inkubasi 14 hari itu benar-benar telah mati.

Baca Juga: Dua Warga Depok Positif Corona, PBNU Doa Bersama dan Bacakan Shalawat

"Uang dari daerah-daerah yang terkena virus akan disanitasi dengan sinar ultraviolet atau dipanaskan dan dikunci setidaknya selama 14 hari, sebelum didistribusikan kembali." ujar Wakil Gubernur Bank Rakyat Tiongkok, Fan Yifei .

Selain mencuci uang dengan sinar ultraviolet, People Bank of Tiongkok atau Bank Sentral Tiongkok menggelontorkan dana tunai Rp 1,2 Miliar untuk daerah Hubei, yang merupakan pusat penularan virus corona.

Pihak manajemen bank juga memberikan imbauan bagi pemberi pinjaman komersial, untuk memisahkan uang tunai dari rumah sakit dan pasar makanan, serta mengkarantina uang tunai selama yang telah diedarkan dari daerah yang kurang berisiko.

Baca Juga: Pasca Dua WNI Positif Corona, Harga Hand Sanitizer di Tanjungpinang Tidak Manusiawi

Transaksi fisik antar bank antar provinsi juga akan dibatasi, meskipun sebenarnya masyarakat di kota sudah menggunakan dompet digital dan uang non tunai untuk berbelanja.

Dengan demikian, langkah ini ditunjukan pemerintah sebagai dorongan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari sisi finansial.

Meskipun sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang sudah mengumumkan berbagai fakta tentang virus corona, salah satunya yang menyebutkan virus ini tidak bisa bertahan hidup lama ketika menempel pada benda mati.

Baca Juga: Impor Bawang Putih dari Tiongkok, Wabah Virus Corona Pengaruhi Inflasi di Jawa Timur

WHO pun sempat membantah mitos kalau paket yang dikirimkan dari Tiongkok bisa menularkan virus corona.

Meski demikian, cara ini merupakan salah satu upaya keras Tiongkok untuk menjaga lingkungan sesehat dan se-higienis mungkin.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Ubergizmo

Tags

Terkini

Terpopuler