PIKIRAN RAKYAT - Warga kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mengeluhkan harga hand sanitizer yang tidak manusiawi.
Hal tersebut terjadi setelah dua WNI di Depok positif terinfeksi virus COVID-19.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Kantor Berita Antara, seorang ibu rumah tangga, Erita menyebutkan jika harga hand sanitizer berukuran 50 mili merk tertentu menjadi Rp 65 ribu per botol.
Baca Juga: Impor Bawang Putih dari Tiongkok, Wabah Virus Corona Pengaruhi Inflasi di Jawa Timur
Padahal harga pembersih tangan tersebut semula harganya hanya Rp 6 ribu per botol, yang artinya terjadi kenaikan sebesar 10 kali lipat.
"Bukan hanya saya, ibu-ibu yang lain juga batal beli, bahkan terkejut setelah tahu kalau harga pembersih tangan meroket," ujar Erita.
Erita mengaku biasa menggunakan pembersih tangan merk tersebut saat bepergian bersama keluarganya, karena mudah dibawa dan praktis untuk membersihkan tangan.
"Saat bepergian, kadang anak-anak suka pegang ini dan itu, lalu pegang makanan. Manfaat pembersih tangan ialah membunuh kuman pada permukaan tangan," tambahnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 3 Maret 2020: Salawu Cerah Berawan, Rajapolah Hujan hingga Malam
Pihak Kimia Farma berdalih kalau kenaikan harga pembersih tangan menyesuaikan harga yang ditetapkan oleh distributor.
Tak hanya sabun tangan, harga masker di apotek Kimia Farma Tanjungpinang pun ikut melonjak harganya.
Suryanto yang merupakan warga Kampung Bugis, mengungkapkan bahwa masker yang dijual Rp 40 ribu sampau Rp 45 ribu per kotak, kini dijual mencapai Rp 100 ribu per kotak.
Baca Juga: Pantau Proses Pemindahan ABK Diamond Princess di Pelabuhan Indramayu, Ridwan Kamil: Semuanya Dipastikan Negatif Virus Corona
"Bahkan, sekarang tidak dijual per kotak lagi, melainkan eceran. Ada yang empat lembar masker dijual Rp 20 ribu," ujar Suryanto.
Suryanto juga mengaku sempat kesulitan untuk mencari masker karena stok masker di apotek tersebut habis semua.
"Beruntung di Kimia Farma di Kilometer 8, semalam masih ada, saya beli sekitar 8 lembar, dipakai buat antisipasi penyebaran wabah COVID-19," ujarnya.***