Kerap Dituding Sebagai Platform Berisi Konten Hoaks, Facebook Berlakukan Aturan Kelayakan Iklan Terkait Virus Corona

- 2 Maret 2020, 17:09 WIB
ILUSTRASI Facebook
ILUSTRASI Facebook /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Banyak berita hoaks atau bohong terkait ditemukanya bahan makanan, obat, bahkan alat untuk menyembuhkan virus corona yang telah berkembang sejak dua bulan terakhir.

Hal ini memerlukan perhatian semua platform terkait yang biasa disalahgunakan penggunaanya atau oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab.

Platform yang biasa sering digunakan untuk menyebar hoaks atau berita bohong diantaranya Facebook, Twitter, dan jejaring pesan singkat WhatsApp.

Baca Juga: Jumlah Kematian Virus Corona Terus Meningkat, Pemerintah Italia Siap Anggarkan Rp 56 Miliar untuk Perekonomian

Menanggapi hal ini, Facebook Inc akan mulai melarang iklan produk yang mengklaim bisa mencegah atau mengobati virus corona karena dianggap memperburuk situasi di tengah wabah tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, juru bicara Facebook menyatakan, iklan yang dilarang antara lain masker wajah yang mampu memberi garansi 100 persen mencegah penyebaran virus corona.

Facebook, seperti platform teknologi lainnya, saat ini sedang mecoba memilih dan memilah antara fakta dan hoaks mengenai virus corona.

Baca Juga: Masa Tanggap Darurat Berakhir Besok, Keluarga Korban Longsor Mengaku Ikhlas

Hampir semua artikel atau nformasi yang dimuat di laman Facebook tentang COVID-19, masuk kategori disinformasi.

Namun, hal ini tidak dapat dibiarkan, pasalnya virus ini telah membuat lebih dari 79.000 orang sakit secara global dan menewaskan lebih dari 2.600 selama beberapa bulan terakhir.

Maka dari itu, infomasi tentang COVID-19 banyak dicari mulai akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 ini.

Baca Juga: Geger, Azab Anak Durhaka di Bogor Dikutuk Jadi Buaya dengan Kaki Sapi, Cek Fakta Selengkapnya

Selain itu, Facebook per Januari 2020 lalu, telah menerapkan sistem pemeriksa fakta, guna memastikan klaim yang beredar di media sosial, khususnya laman Facebok itu benar atau bohong.
 
Bukan hanya itu, Facebook merujuk pada rekomendasi organisasi kesehatan lokal maupun dunia, pada Januari lalu.

Raksasa media sosial ini mengeluarkan kebijakan untuk menghapus informasi menyesatkan dan teori konspiransi seputar virus corona.

Baca Juga: Menjadi Mualaf, Ayana Moon Persembahkan Buku “Ayana Journey to Islam”

"Yang telah ditandai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas kesehatan lokal berupa konten yang membahayakan orang, sehingga yang mempercayainya akan dihapus," dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Bussines Insider.

Tidak hanya Facebook, media sosial lain diantaranya TikTok dan Pinterest juga mengambil langkah serupa.

Facebook kerap dikritik karena konten-konten yang beredar di platform tersebut, terutama yang berkaitan dengan hoaks dan ideologi ekstrem.

Baca Juga: 4 Alasan Drama Korea Itaewon Class Jadi Suguhan Tontonan Apik

Hal itu terjadi karena sebelumnya Facebook belum menerapkan aturan atau kriteria kelayakan sebuah iklan yang dimuat terkait wabah virus corona.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x