Mengenal Jenis-jenis Phising, Modus Kejahatan Pencurian Data Melalui Jebakan Link

30 November 2021, 13:07 WIB
Berikut ini dipaparkan jenis-jenis modus kejahatan phising, pencurian data yang memanfaatkan sebuah link untuk menjebak korban. /Freepik.com

PR TASIKMALAYA - Kemajuan teknologi tak hanya membawa banyak kemudahan, namun juga celah terhadap berbagai modus kejahatan.

Salah satunya adalah modus kejahatan pencurian data melalui phising.

Dalam modus kejahatan phising ini, pelaku akan mencoba memancing korban untuk mendapatkan data-data dari korban secara sukarela.

Oleh karena itu, beberapa orang kerap tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi korban modus kejahatan pencurian data melalui phising.

Baca Juga: Kecam Teddy yang Hidupi Bintang Mengandalkan Warisan Lina Jubaedah, Putri Delina Sebut Ini

Terdapat berbagai data yang biasanya ingin didapatkan oleh pelaku modus kejahatan phising.

Diantaranya adalah data pribadi (NIK, alamat, nomor KK, nomor HP, dll), data finansial (nomor rekening, PIN, nomor kartu kredit, kode OTP, dll), hingga data akun pribadi (email, username, password, dll).

Untuk mendapatkan data-data tersebut, umumnya pelaku akan memasang sebuah tautan (link) di website, media sosial, email, atau SMS, guna memancing korban untuk mengklik link tersebut.

Baca Juga: Antonio Conte Disebut Pilih Dusan Vlahovic untuk Gantikan Harry Kane di Tottenham Hotspur

Korban yang telah mengklik link jebakan dari pelaku pun diarahkan menuju situs palsu, dan diminta untuk mengisi data pribadi atau mengunduh file yang ternyata berisi malware.

Berikut ini Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com rangkum, jenis-jenis modus kejahatan phising, sebagaimana dilansir dari Instagram @bssn_ri.

1. Spear Phising

Saat melakukan modus kejahatan phising, pelaku biasanya telah menentukan target korbannya. Inilah yang disebut spear phising.

Baca Juga: Diduga Menari Gerakan BTS, Petinggi Tentara Kora Utara Ditangkap, Begini Nasibnya

Target yang dipilih biasanya karyawan perusahaan, nasabah bank swasta, dan sebagainya.

2. Whaling Phising

Apabila pelaku mendapatkan data yang cukup banyak, pelaku bisa target yang lebih efektif dalam melakukan modus kejahatan phising. Inilah yang disebut whaling phising.

Target spesifik itu misalnya, direktur suatu perusahaan, nasabah prioritas sebuah bank swasta, dan sebagainya.

Baca Juga: Ameer Azzikra Beri Pesan Terakhir pada Alvin Faiz Sebelum Meninggal: Senengin Mama...

3. Email Phising

Sesuai namanya, modus kejahatan phising kali ini dikirimkan pelaku melalui email.

Biasanya, pelaku akan mengirimkan email yang menyertakan lampiran file tidak mencurigakan (.xls, .doc, .jpeg, .pdf, dan sebagainya), dan saat dibuka ternyata berisi malware yang siap menginfeksi perangkat korban.

4. Smshing

Smshing atau smishing adalah modus kejahatan phising yang dikirimkan pelaku melalui pesan singkat atau SMS ke perangkat korban.

Baca Juga: Eks Dirut JIP Jadi Tersangka Korupsi, Jakpro Tegaskan Tak Terkait Perusahaan Induk

Korban akan diberikan link dengan modus memenangkan hadiah, voucher, kupon, pinjaman online, dan lainnya.

Pelaku biasanya mendapatkan nomor kontak korban dari kejadian data breach, dumpster diving, dan sebagainya.

5. Web Phising

Modus kejahatan phising ini berusaha mengelabui korban dengan membuat sebuah website palsu yang mirip dengan website aslinya, misalnya halaman login media sosial, atau internet banking.

Baca Juga: Demi Sesuap Nasi, Penduduk Korea Utara yang Tinggal di Perbatasan Tiongkok Terpaksa Menjual Rumah

Web phising kerap menjadi lanjutan dari email phising atau smshing, dimana korban akan diarahkan ke website palsu saat mengklik tautan yang dikirimkan pelaku.

6. Angler Phising

Pada modus kejahatan ini, pelaku akan melancarkan aksinya di media sosial, dengan mengirimkan balasan pada pesan korban menggunakan username akun yang dibuat mirip seperti aslinya.

7. Vishing

Modus lainnya dari phising adalah menghubungi korban secara langsung untuk mendapatkan data pribadinya.

Baca Juga: WNA Pelaku Penyiraman Air Keras Diduga Psikopat, Polres Cianjur Gandeng Psikolog

Pelaku akan mempermainkan psikologi korban agar mudah lengah dan dapat dipengaruhi.

Dalam kasus ini, pelaku biasanya akan mengincar data pribadi korban untuk mendapatkan akses pada akun m-banking, e-commerce, media sosial, dan lainnya.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Instagram @bssn_ri

Tags

Terkini

Terpopuler