Perhatikan! Pengguna yang Retweet dan Like Cuitan Menyesatkan di Twitter akan Diberikan Peringatan

24 November 2020, 11:35 WIB
Ilustrasi Twitter. //Edar//Pixabay

PR TASIKMALAYA - Kabar bohong atau lebih dikenal dengan hoaks, saat ini masih saja tak bisa dihindari di media sosial.

Terlebih Twitter, di mana konten yang biasa tersaji bisa tersebar luas dengan bebas.

Terkadang, seseorang sulit membedakan mana konten yang baik dan mana konten yang menyesatkan.

Baca Juga: Fadli Zon Dinilai Off Side Mengkritik Pemerintah dan TNI, Peter Gontha: Percuma Punya IQ 130!

Oleh karena itu, kita sebagai pengguna media sosial harus bisa memilah dan memilih mana yang haru kita re-tweet dan mana yang tidak.

Pasalnya orang yaang melakukan re-tweet cuitan yang sudah diberi label menyesatkan, akan diberikan peringatan.

Tak hanya itu, bahkan saat kita menyukai cuitan yang berlabel konten menyesatkan pun akan mendapatkan peringatan tersebut.

Sebagai pengguna medsos yang baik, kita dianjurkan untuk bisa mencari informasi lebih detail sebelum mere-tweet cuitan di Twitter.

Baca Juga: Meski Kerahkan Timnya untuk Bantu Transisi Joe Biden, Trump Tetap Bersikukuh Pertahankan Jabatannya

Karena dengan membaca terlebih dahulu, terbukti bisa menurunkan kasus pengutipan cuitan yang menyesatkan sebanyak 29 persen.

“Kami mengembangkannya untuk ditampilkan ketika Anda mengetuk untuk menyukai tweet berlabel," kata Twitter, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs ANTARA. 

Ketika pengguna mencoba menyukai Tweet yang telah diberi label sebagai disengketakan, sebuah pesan akan muncul yang mengatakan, "Bantu jadikan Twitter tempat untuk info yang dapat diandalkan."

Baca Juga: Kepala Desa yang Jadi Buronan Korupsi Hampir Rp1 Miliar, Resmi Ditangkap Kejagung

Itu akan menampilkan tombol bagi pengguna untuk mengetahui lebih lanjut tentang topik tersebut sebelum menyukai Tweet tertentu.

Twitter mulai melabeli semakin banyak Tweet awal tahun ini di tengah ratusan ribu Tweet soal pandemi dan pemilu yang menyesatkan beberapa waktu lalu.

Jadi pengguna media sosial kini dituntut untuk menjadi pengguna yang cerdas dengan memilih konten mana yang bisa ia konsumsi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler