"Itu kan kebijakan yang kita kritik untuk dilakukan, agar siswa dapat kuota. Setelah dikritik baru dilakukan Nadiem. Selama ini siswa susah dibiarkan," jelasnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs RRI.
Ia tak mau Nadiem dalam hal ini memanfaatkan keadaan dengan mengambil untung untuk dirinya sendiri.
"Jangan sampai dia (Nadiem Makarim) kerjasama dengan pihak lain. Lalu ambil untung," jelas Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) itu.***