“Program magang yang bertujuan memberi kesempatan bagi pelajar untuk mengenal lapangan pekerjaan, misalnya, baru terjadi setelah mereka kuliah (kecuali bagi pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)).
“Sementara di level Sekolah Menengah Atas (SMA), para calon mahasiswa sibuk memikirkan berbagai ujian yang harus mereka lalui sebelum mereka bisa menapakkan kakinya di jenjang pendidikan tinggi," ujarnya.
Menurut Carter, para calon mahasiswa kurang memikirkan rancangan karier mereka saat selesai berkuliah nanti.
Permasalahan kedua yang dianggap menjadi penyebabnya adalah minimnya layanan konseling karier di sekolah.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Pohon dan Temukan Kekuatan yang Diwarisi dari Leluhur Anda
“Selain sebagai pusat pendampingan aspek kesejahteraan siswa, layanan ini (guru BK di sekolah) juga berfungsi membantu mereka memilih kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat kuliah, dan memantapkan penguasaan karir yang sesuai minat, bakat, ciri kepribadian lainnya,” ujarnya.
Carter Bing Andika memandang para siswa itu tidak semuanya mengerti tentang pentingnya layanan BK tersebut.
Ada di antara mereka yang mendapat informasi subjektif tentang perguruan tinggi atau pilihan karier mereka.
“Mereka bisa juga hanya fokus pada kelebihan kampus, lokasi, biaya perkuliahan, atau informasi lainnya seperti prospek gaji pekerjaan tertentu yang di atas rata-rata,” ujarnya.***