Peneliti Ini Tanggapi Pernyataan Nadiem, Ada yang Perlu Dibenahi di Sekolah

- 19 Desember 2021, 13:57 WIB
Ilustrasi bekerja. Peneliti ini menanggapi pernyataan Nadiem Makarim, juga menyinggung soal peran sekolah dalam pilihan karier para siswa.
Ilustrasi bekerja. Peneliti ini menanggapi pernyataan Nadiem Makarim, juga menyinggung soal peran sekolah dalam pilihan karier para siswa. /Pixabay/lukasbieri

PR TASIKMALAYA – Peneliti sekaligus mahasiswa doktoral Universitas Pelita Harapan, Carter Bing Andika, angkat bicara soal pernyataan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.

Permasalahan yang diungkap peneliti ini berkaitan dengan pendidikan yang dianggap bisa menyelesaikan masalah sosial, sekaligus menanggapi Mendikbud Nadiem.

Hanya saja menurutnya, urusan pekerja sekaligus pernyataan Mendikbud Nadiem terkait dengan bagaimana jalannya sistem pendidikan di negara tersebut.

Carter Bing Andika menyinggung pernyataan Mendikbud Nadiem yang menyebut hanya ada maksimal 20 persen lulusan kampus yang bekerja sesuai program studi.

Baca Juga: Ucapan Hari Ibu dalam Bahasa Inggris dan Terjemahannya, Ungkapkan di Media Sosial

“Survei lain juga menyatakan bahwa hanya 13% mahasiswa merasa mengambil program studi yang tepat,” ujar Carter Bing Andika.

Dikutip Pikiran-rakyat.Tasikmalaya.com dari laman The Conversation, Carter Bing Andika menyatakan ada beberapa penyebab kejadian tersebut.

Menurutnya, calon mahasiswa perlu mempertimbangkan karier setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi suatu saat nanti.

Oleh karena itu, diperlukan pemahaman sedini mungkin bagi peserta didik agar mengambil studi sesuai dengan pilihan kariernya kelak.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini: Pak Sanusi Temukan Bukti Ini, Faktanya Bikin Aldebaran Tak Percaya Lagi

“Program magang yang bertujuan memberi kesempatan bagi pelajar untuk mengenal lapangan pekerjaan, misalnya, baru terjadi setelah mereka kuliah (kecuali bagi pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)).

“Sementara di level Sekolah Menengah Atas (SMA), para calon mahasiswa sibuk memikirkan berbagai ujian yang harus mereka lalui sebelum mereka bisa menapakkan kakinya di jenjang pendidikan tinggi," ujarnya.

Menurut Carter, para calon mahasiswa kurang memikirkan rancangan karier mereka saat selesai berkuliah nanti.

Permasalahan kedua yang dianggap menjadi penyebabnya adalah minimnya layanan konseling karier  di sekolah.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Pohon dan Temukan Kekuatan yang Diwarisi dari Leluhur Anda

“Selain sebagai pusat pendampingan aspek kesejahteraan siswa, layanan ini (guru BK di sekolah) juga berfungsi membantu mereka memilih kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat kuliah, dan memantapkan penguasaan karir yang sesuai minat, bakat, ciri kepribadian lainnya,” ujarnya.

Carter Bing Andika memandang para siswa itu tidak semuanya mengerti tentang pentingnya layanan BK tersebut.

Ada di antara mereka yang mendapat informasi subjektif tentang perguruan tinggi atau pilihan karier mereka.

“Mereka bisa juga hanya fokus pada kelebihan kampus, lokasi, biaya perkuliahan, atau informasi lainnya seperti prospek gaji pekerjaan tertentu yang di atas rata-rata,” ujarnya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah