Network
PR TASIKMALAYA - Seluruh dunia tengah gempar dengan kabar tewasnya ratusan suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Indonesia.
Mirisnya, suporter sepak bola yang masih anak-anak juga tewas sesaat selesai pertandingan.
Banyak pihak yang tidak percaya dengan viralnya berita kematian mengerikan ini di ranah olah raga sepak bola.
Hal ini menjadikan banyak orang trauma dengan mendatangi pertandingan sepak bola ataupun menyelenggarakannya.
Baca Juga: 9 Tanda Seorang Introvert Menyukai Anda, Salah Satunya Berbagi Hal Pribadi Kepada Anda
Kerusuhan di tengah penggemar sepak bola yang berujung pada kematian merupakan hal di luar dugaan.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan dikabarkan telah memakan lebih dari 120 penggemar yang tercatat sampai hari ini.
Ratusan penggemar atau suporter telah dinyatakan meninggal usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Peristiwa tragis ini terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur yang menjadi sorotan global.
Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Gambar Anjing, Temukan Kualitas Terbaik dari Kepribadian Anda
Perlu diketahui, penonton sepak bola yang hadir bukan hanya dari dalam kota, melainkan kemungkinan ada banyak yang datang dari Surabaya dan kota lain.
Tak hanya staf pertandingan, namun kasus ini juga diselesaikan oleh Wagub Jawa Timur.
Seluruh dunia telah menyimak kabar ini dengan rasa empati yang tinggi, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Uk Press 24 pada Senin, 3 Oktober 2022.
Bahkan, doa dari seluruh dunia di media sosial juga tertuju pada para korban dan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Baim Wong Minta Maaf Usai Bikin Konten Prank KDRT, Suami Paula Verhoeven: Tolong Tegur Saya Terus
Usai kejadian ini, pasti akan ada evaluasi untuk sepak bola Indonesia agar lebih baik lagi.
Di sisi lain, kemungkinan besar sangat diperlukan aturan khusus terkait batasan usia bagi penonton sepak bola di stadion.
Insiden ini akan menjadi pelajaran penting, terutama untuk penonton sepak bola dan penyelenggara pertandingan.***
