"Recovery jangan hanya bertujuan peningkatan pertumbuhan ekonomi, jika tidak dijaga dengan baik maka tidak semua indikator ekonomi membaik,” imbuhnya.
Pemulihan yang tidak berhasil mengembalikan pekerjaan sebelumnya akan sangat berbahaya.
"Jangan sampai mengejar pertumbuhan namun disisi lain kemiskinan dan ketimpangan justru membesar. Jadi harus benar-benar menjaga agar ketimpangan berkurang," katanya.
Terlebih dengan adanya perubahan yang serba digital, akan banyak pekerja yang tergantikan oleh komputer atau robot.
Baca Juga: Enam Orang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Somalia
“Kita harus investasi sebanyak-banyanya agar tenaga kerja kita menjadi terdidik, supaya bisa berteman dengan teknologi. Ini yang menurut saya belum optimal. Jika tidak dilakukan resikonya kan semakin besar," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardani menyebutkan, resesi ekonomi saat ini memang sudah terjadi.
Namun, berdasarkan tren pertumbuhan ekonomi, ada perbaikan di kwartal 2 pertumbuhan ekomoni Jabar minus 5,98 persen, sementara kwartal III menjadi 4,08 persen.
Selain ada yang melambat, masih ada sektor ekonomi yang terus tumbuh pesat, diantanya bidang infokom, listrik, pengelolaan sampah, realestate dan jasa keuangan.
Baca Juga: Guna Bersaing dengan Tenaga Kerja Asing, Menaker: Jangan Main-Main dengan Sertifikasi Kompetensi