Harga Rendah, Petani Garam di Pamekasan Memilih Tidak Menjual Hasil Panennya

- 4 November 2020, 09:30 WIB
Ilustrasi petani garam.*/Pixabay/Quangpraha/
Ilustrasi petani garam.*/Pixabay/Quangpraha/ /

PR TASIKMALAYA – Petani garam di Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan merasa kecewa dengan harga garam yang rendah.

Alhasil, sejumlah petani garam memilih untuk tidak menikmati hasil panennya terlebih dahulu.

Saat ditemui, para petani garam di wilayah tersebut mengaku lebih memilih menimbun terlebih dahulu hasil panen mereka, ketimbang lansung menjualnya.

Baca Juga: Hasil Polling Sementara: Joe Biden Ungguli Donald Trump Jelang Pilpres AS di Hampir Semua Wilayah

“Sekarang harganya Rp 350 ribu per ton, tapi saya belum jual sama sekali karena bagi saya terlalu murah,” ucap Samsul petani Garam pada Rabu, 4 November 2020.

“Harapannya saya bisa mencapai harga Rp 1 juta per ton, karena setiap kali panen saya menghasilkan uang sebesar Rp 500 ribu, dan kalau pun terjual masih harus dibagi dua dengan pemilik tambak,” tambahnya.

Petani lainnya, Bunayar menyampaikan, dari tujuh kali panen, dirinya hanya menjual dua kali, sedangkan sisanya ditimbun di sebuah tempat dekat lahannya, sebab harganya terlalu murah.

Baca Juga: Presiden Tegur Luhut dan Bahlil, Pengamat Politik :Mereka Banyak Berikan 'Angin Surga' untuk Jokowi

“Tidak saya jual lagi karena harganya masih murah antara Rp 300 ribu hingga RP350 ribu per ton, sedangkan biaya setiap satu kali panen Rp 500 ribu,” sebutnya.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x