Perkuat Pasar Global, KKP Dorong Budidaya Tambak Udang Berwawasan Ramah Lingkungan

- 26 Oktober 2020, 10:44 WIB
Ilustrasi budidaya tambak udang.*
Ilustrasi budidaya tambak udang.* //KKP

PR TASIKMALAYA – Budidaya tambak udang Indonesia telah merambah dunia ekspor ke bebagai benua, di antaranya Eropa.

Hal itu tidak terlepas dari penjaminan mutu yang diaplikasikan di tempat budidaya tambak.

Demi mempertahankan kualitas produksi, selain penjaminan mutu budidaya, diperlukan juga pengolahan limbah yang dihasilkan.

Baca Juga: Ketua KPU Balikpapan yang Positif Covid-19 Hadiri Acara Debat Pilkada, Satgas Lakukan Tracing

Sehingga dapat meminimalkan limbah bahkan menjadikannya zero waste guna memperkuat pasar global.

Seperti yang diungkapkan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, pembudidayaan tambak udang di berbagai daerah perlu untuk lebih memperkuat pasar global antara lain dengan menerapkan berbudidaya yang ramah lingkungan.

“Bisnis usaha budidaya tambak bisa terus dilakukan pembudidaya seperti di Kabupaten Brebes dengan selalu konsisten menerapkan kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik atau Good Aquaculture Practises (GAP),” paparnya.

“Dengan syarat mutlak demikian dapat meperkuat preferensi konsumen dan bisa mendorong keberterimaan udang Indoneisa di pasar ekspor,” tambah Slamet.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Inggris, Wolves Ditahan Imbang 1-1 oleh Newcastle

Ia mengingatkan produk udang Indonesia, selain dikirim ke Amerika Serikat, juga dikirim ke Jepang, negara-negara kawasan Uni Eropa, serta Tiongkok.

Slamet mengapresiasi usaha budidaya tambak udang yang berupaya menerapakan kaidah berbudidaya yang baik.

Seperti yang dilakukan kelompok Mulya Sari di Desa Kaliwingi, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

“Saya mengapresiasi usaha budidaya tambak udang yang dilakukan oleh kelompok Mulya Sari di Desa Kaliwingi Kab. Brebes dengan H. Supandi sebagai ketua kelompok berkembang dengan baik,” kata Slamet.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Southampton Vs Everton: Tuan Rumah Raih Poin Penuh

“Awal berdirinya kelompok ini di tahun 2014 memiliki kolam 20 kolam, saat ini sudah mengelola kolam produksi sebanyak 34 kolam,” lanjutnya.

Dirinya menambahkan dengan berkembangnya jumlah kolam produksi yang dimiliki kelompok Muya Sari, pihaknya juga terus mendorong penerapan budidaya udang berkelanjutan, termasuk di dalamnya kewajiban memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang efektif.

“Pengelolaan limbah melalui IPAL adalah syarat mutlak yang wajib dipenuhi para pelaku usaha agar bisnis usaha budidaya tambak udangnya berkelanjutan,” terang Dia.

Saat dimintai keterangan, ketua kelompok Mulya Sari, Supandi mengatakan bahwa kelompoknya telah memulai aktivitas usaha budidaya tambak udang sejak 2014.

Baca Juga: Wakil Presiden AS akan Tetap Berkampanye Meski Asisten Seniornya di Gedung Putih Positif Covid-19

Saat ini, lanjutnya, total lahan mencapai kurang lebih 12,3 ha yang terdiri dari kolam produksi seluas 9,3 ha serta kolam tandon dan IPAL seluas 3 ha.

Selain itu, ucap dia, kelompok Mulya Sari dalam waktu dekat ini akan mengecek lahan yang masih ada seluas delapan hekatare untuk dibangun kolam produksi lengkap dengan kolam tendon dan IPAL.

Supandi menjelaskan, kunci sukses udaha budidaya tambak udang yang telah digeluti sejak tahun 1986 antara lain menjaga kelestarian ekosistem adalah mutlak yang harus dilakukan.

Hal itu sebagai wujud rasa syukur menjaga nikmat anugerah yang Tuhan berikan kepada Kita serta dengan tetap menjaga kualitas lingkungan yang menjadi faktor paling utama melalui pengelolaaan limbah yang efektf.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari ini 26 Oktober 2020: Diprakirakan akan Terjadi Hujan Ringan

“Kesuksesan usaha budidaya tambak udang tidak luput dari penerapan CBIB (Cara Berbudidaya Ikan yang Bak), dan biosecurity,” tegas Supandi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x