PR TASIKMALAYA - Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Pusan National University of Korea berharap dapat melanjutkan pelaksanaan Proyek Pengembangan Kapal Pengelolaan Sampah Laut, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Nota Kesepahaman (MoU) tentang pembentukan dan pengoperasian Pusat Kerja Sama Teknologi Maritim Korea-Indonesia tentang teknologi ramah lingkungan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada bulan Juni 2023.
Dalam pertemuan dengan delegasi jurnalis peserta program “Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea” yang diselenggarakan oleh Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia, Kim menekankan keunggulan teknologi kapal bertenaga Hidrogen dalam limbah laut pengelolaan.
Dengan mengembangkan kapal ramah lingkungan, sampah laut dan plastik dapat disaring dan kemudian diubah menjadi hidrogen atau sumber energi lainnya langsung di kapal.
Baca Juga: Pentingnya Tranformasi Literasi, Menjadikan Buku Sesuatu yang Menyenangkan
Kapal tersebut diharapkan mampu mengolah sampah laut hingga 5 ton per hari dan beroperasi selama 100 hari dalam setiap pelayaran.
“Nantinya kapal ini akan dibangun dan dioperasikan oleh KKP Indonesia,” kata Mr. Kim.
Dalam keterangan terpisah, Direktur Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan menekankan upaya Korea Selatan untuk mengubah model pengelolaan sampah laut, tidak hanya untuk mengatasi masalah lingkungan tetapi juga memperkuat hubungan dengan Indonesia.
Saat ini, Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan sedang membangun kapal pengolah limbah laut yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Menurut data Environmental Program United Nations University (UNEP), Indonesia merupakan produsen hidrogen terbesar kedua sampah plastik setelah Tiongkok Setiap tahunnya terdapat 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola, dimana 1,29 juta ton diantaranya hanyut ke laut.***(Evi Mutmainah)