Pentingnya Tranformasi Literasi, Menjadikan Buku Sesuatu yang Menyenangkan

- 18 Mei 2024, 09:41 WIB
Ilustrasi membaca buku.
Ilustrasi membaca buku. /Pixabay/voltamax

PR TASIKMALAYA - Buku seringkali dianggap sebagai jendela dunia, tetapi semakin berkembangnya zaman membaca buku menjadi hal yang asing dilakukan. Padahal membaca buku sangatlah penting untuk meningkatkan literasi.

Inilah tantangan yang dihadapi banyak penggiat literasi dan pembaca di seluruh dunia. Bagaimana menyulap buku menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar hal yang harus dilakukan, menjadi sesuatu yang diinginkan, dinantikan, dan dinikmati.

Inilah perjalanan kita untuk menjadikan buku sesuatu yang menyenangkan, membangun kembali ikatan antara masyarakat dan literasi dalam era digital yang penuh distraksi ini.

Penulis buku, Maman Suherman, berpendapat bahwa perubahan literasi diperlukan agar buku menjadi menarik dan meramaikan kehidupan orang yang membacanya.

Baca Juga: BKKBN: Silakan Wanita Punya Anak Ketika Berusia 25-30 Tahun

Ia mengatakan, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan salah satu cara menunjang kehidupan masyarakat melalui buku sehingga dapat meningkatkan daya beli mereka. Misalnya tingkat perekonomian di bidang pertanian, penyerapan tenaga kerja.

Memiliki buku-buku tentang pertanian akan sangat diperlukan bagi masyarakat agar buku-buku yang dimilikinya memiliki nilai ekonomi. 

Selain itu juga harus ada sesuatu yang menarik, membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap membaca  seperti pameran, dialog antar penggiat buku atau pertunjukan musik agar masyarakat yang datang ke perpustakaan tidak merasa risih hanya dengan melihat-lihat buku.

Perpustakaan Nasional juga menyelenggarakan Festival Sastra Kepulauan yang  banyak menampilkan pameran manuskrip dan alat musik.

Baca Juga: Demi Menekan Polusi Udara Saat Kemarau, Pemprov DKI Jakarta Siap Gunakan Water Mist

Setiap perpustakaan  harus memiliki pustakawan yang memahami buku, cara mengelola perpustakaan, mengelola pemanfaatan buku, tidak hanya sekedar membuat katalog kota, terbuka untuk kemungkinan membuat program magang bagi mereka yang belajar di lapangan, karena banyak lulusan program studi perpustakaan yang masih menganggur sebagai pekerja.

“Kita punya banyak program studi perpustakaan di sejumlah universitas yang luar biasa, tapi, nggak pernah dikasih target satu perpustakaan satu pustakawan. Dengan kita punya ratusan ribu perpustakaan akan terserap semua tenaga kerja buat lulusan perpustakaan, orang akan suka dengan perpustakaan dan yang mengelola orang yang memang ngerti perpustakaan apakah itu jadi pustakawan ahli atau terampil,” kata Maman di Perayaan Hari Jadi Perpusnas ke-44 pada Jumat, 17 Mei 2024.***(Evi Mutmainah)

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah