Sebut Bahwa Kebangkitan PKI Mulai Terendus Saat ini, FPI: Buktinya Indonesia Dekat dengan Tiongkok

- 25 September 2020, 17:29 WIB
fpi-logo
fpi-logo /

PR TASIKMALAYA - Polemik soal Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga kini masih hangat diperbincangkan oleh publik.

Terlebih masih banyak pihak politisi juga beberapa tokoh penting lainnya yang hingga kini masih vokal menyuarakan soal PKI.

Seperti yang dilakukan oleh Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman.

Baca Juga: Febri Diansyah Mengundurkan Diri, Novel Baswedan Beri Tanggapan hingga Muncul Tagar #MasFebri

Ia kembali mengingatkan soal bahayanya paham komunis yang ia nilai belakangan ini tengah berkembang lagi di Indonesia.

Salah satu contoh yang ia berikan soal paham komunis yang mulai terendus lagi yakni adalah dekatnya hubungan Indonesia dengan Tiongkok, yang sampai ini masih berhaluan komunis.

“Bahkan birokrat sipil dan militer serta partai-partai yang ada di Indonesia, belajarnya saat ini ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang berhaluan komunis,” katanya, Jumat 25 September 2020.

Sebagaimana dikutip dari situs Warta Ekonomi dengan judul Singgung PKI, Terus TKA Tiongkok Gila-gilaan, FPI: Jangan Hilangkan Jasa Ulama.

Baca Juga: Terungkap! Kronologi Perseteruan Louis Tomlinson dan Zayn Malik Temukan Titik Terang

Tak hanya itu, pejabat yang sekarang masih mau membela Tiongkok ia jadikan bukti bahwa paham komunis mulai ada lagi di Tanah Air.

Selain itu, Tenaga Kerja Asing (TKA) Tiongkok juga ia nilai seakan dianakemaskan di negara ini.

“Tenaga kerja asing (TKA) Tiongkok juga gila-gilaan mendapat kemudahan dan fasilitas serta perlindungan dari aparat negara Indonesia, sementara WNI usia produktif Indonesia disia-siakan dan banyak pengangguran,” jelasnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk kembali mengingat sejarah di mana Indonesia ini sebelumnya pernah mengalami penjajahan dalam waktu yang sebentar.

Baca Juga: Tanggapi Polemik Pernyataan Gatot Nurmantyo, Arief Poyuono Sebut PKI hanya Isu Basi

Saat itu komunis juga ikut melakukan pengkhianatan pada tahun 1948 dan 1965.

Oleh karenanya ia ingin masyarakat bisa mengingat jasa para ulama yang sudah ikut menyelamatkan bangsa dari bahaya tersebut.

"Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama, dalam melindungi dan menyelamatkan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing dengan fatwa jihadnya, dari pengkhianatan komunis 1948 dan 1965,” tukasnya.

Tak lupa, ia pun menerangkan bahwa neo komunis di seluruh dunia saat ini menggunakan strategi masuk lewat kekuasaan.

Baca Juga: Soal Pencopotan Gatot Nurmantyo, Refly Harun: Bukan karena PKI, tapi Pilpres 2019

Mereka manfaatkan pemilu untuk kemudian setelah berkuasa mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila. Ini berbahaya sekali.

“Ini bahaya sekali. Jadi sangat penting bagi kita semua mengingatkan tentang bahaya kaum neo komunis ini,” tegasnya.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x