PR TASIKMALAYA - Dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, salah satu isu yang dibahas adalah krisis kemanusiaan di Gaza.
Retno Marsudi mengungkapkan keheranannya terhadap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), yang nilainya belum memberikan tanggapan yang memadai terhadap situasi tersebut.
Sejak serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023 hingga saat ini, DK PBB telah berusaha mencapai kesepakatan resolusi yang berkaitan dengan krisis Israel-Palestina, khususnya di wilayah Gaza.
Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan karena beberapa anggota tetap DK PBB, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Inggris, China, dan Rusia, menggunakan hak veto mereka, yang menghambat adopsi resolusi.
Baca Juga: Korban Luka Berat Warga Gaza di RS Indonesia Menumpuk, Mirisnya Operasi Dilakukan di Koridor
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA, kondisi kemanusiaan saat ini di Gaza memprihatinkan dan Indonesia mendesak agar masalah ini menjadi fokus utama dan perhatian di dunia.
Dalam situasi krisis seperti ini, bantuan kemanusiaan dan upaya perdamaian menjadi sangat penting. Mengingat banyak gedung-gedung hingga korban yang saat ini kehilangan tempat tinggal mereka.
Isu kemanusiaan harus menjadi perhatian dunia internasional, dan kolaborasi antara negara-negara dalam menangani masalah ini menjadi sangat diperlukan.
Keheranan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mencerminkan keprihatinan dan keinginan Indonesia untuk melihat penyelesaian yang adil dan damai dalam konflik di Gaza.