Terkait Kemungkinan Indonesia Gabung BRICS, Wamendag Jelaskan Keuntungan yang Bisa Didapat

- 19 Agustus 2023, 11:03 WIB
Wamendag Jerry Sambuaga
Wamendag Jerry Sambuaga /ANTARA/HO-Kemendag

PR TASIKMALAYA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga menyatakan Indonesia akan mendapatkan keuntungan jika  bergabung ke aliansi dagang BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).

Wamendag memandang bahwa dengan bergabungnya Indonesia ke aliansi dagang BRICS akan mendapatkan keuntungan bagi Indonesia, salah satunya yaitu kesempatan perluasan pasar non-tradisional ke Afrika maupun Amerika Latin.

"Fokusnya beda kan dengan apa yang kita lakukan di ASEAN, di APEC atau G20. Ade region baru, kita bisa namakan non-tradisional, ada Brasil di Amerika Latin, ada Afrika Selatan di Afrika. Itu bisa jadi pintu masuk untuk eksplorasi yang belum, jelas Jerry Sambuaga, di Semarang, Pada Jumat, 18 Agustus 2023, seperti dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Baca Juga: Kasus Penyebaran Video Asusila Sesama Jenis serta Eksploitasi Anak Terungkap, Polda Metro Jaya Lakukan ini!

Wamendag menuturkan bahwa BRICS dapat mengantarkan Indonesia ke dalam kelompok baru dari organisasi lain yang telah diikuti. Sehingga jangkauan pasar Indonesia bisa lebih luas lagi.

Namun ia menegaskan bahwa keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik, atau menentukan bergabung atau tidak dengan BRICS merupakan kewenangan dari Kementerian Luar Negeri. Ia hanya memaparkan kesempatan dan potensi Indonesia bergabung dengan BRICS saja.

"Kalau itu tanya ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu). c\uma intinya ketertarikan itu ada, potensi itu jelas, dan opportunity-nya ada," ujarnya.

Baca Juga: The Uncanny Counter 2 Tayang Malam Ini! Spoiler Episode 7: Roh Jahat Bertemu Roh Iblis

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa sebelum terbentuk Kerangka Kerja Sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) atau juga Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), ada sebuah wacana yang menyebutkan bahwa seharusnya ada dua negara dari inisial "I" dalam BRICS, yaitu India dan Indonesia.

Wacana tersebut timbul karena adanya pertimbangan Indonesia memiliki jumlah populasi yang besar. Ini sama dengan kondisi negara-negara yang tergabung dalam BRICS.

"Yang namanya pedagan, ekonomi global tidak boleh lepas dari populasi. Coba Brazil, dia nomor 5 atau 6, Rusia, ya tidak sebanyak kita tapi juga populasinya besar, India nomor 1 mungkin, Afrika Selatan di Afrika paling besar," ucap Jerry menambahkan.

Baca Juga: Tebak-tebakan Romantis: Apa Bedanya Kipas Sama Kamu? Buat Kekasihmu Baper dengan Tebakan Simpel

Jerry mengatakan untuk menjadi negara kuat, populasi besar menjadi salah satu prasyarat yang harus dimiliki. Saat ini India tengah menjadi aplikasi dari pernyataan ini, di mana negara tersebut memanfaatkan produktivitas dari populasi yang dimilikinya.

Sebelumnya Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), pada awal Agustus 2023 kemarin telah memberikan pernyataan bahwa ia akan memutuskan mengenai kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS.

"Nanti diputuskan," ujar Jokowi, pada Senin, 7 Agustus 2023.

Info terkini terkait BRICS, mereka akan segera melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bulan ini, yaitu 22-24 Agustus 2023, di Johannesburg, Afrika Selatan, di bawah Presidensi Afrika Selatan.

Baca Juga: Cikini ke Gondangdia Ku Jadi Gokil Cerdasnya Gara-gara Main Tes IQ, Coba Cari Daun yang Beda

Menanggapi informasi KTT BRICS, Menteri Koordinator Bidang maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Jokowi akan mengikuti secara langsung KTT BRICS tersebut.

"Salah satu agenda penting yang kami bahwa adalah persiapa untuk partisipasi Presiden jok Widodo dalam KTT BRICS yang akan datang. Pertemuan ini memberikan platform untuk diskusi yang produktif, dengan kedua belah pihak berharap akan dilakukan penandatanganan kesepakatan mengenai impor sapi dan kedelar," jelas Luhut di Jakarta, pada rabu 12 Juli 2023.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah