Lebih lanjut, Wapres juga menyatakan bahwa Indonesia memiliki peran hebat di kawasan Asia Pasifik. Dimana peran Indonesia pada keketuaan di Asean pada tahun 2023 menjadi pendorong untuk menyuarakan perdamaian global.
"Di kawasan, Indonesia mencermati pengaruh rivalitas kekuatan dunia di Asia Pasifik. Melalui keketuaan di Asean tahun 2023, Indonesia konsisten menyuarakan perdamaian, diplomasi preventif untuk mencegah konflik terbuka, serta upaya-upaya memperkuat kerja sama dan dialog," kata Wapres menambahkan.
Lebih lanjut, Wapres juga meminta pada seluruh peserta yang hadir. Dimana kelak ketika mereka menjadi pemimpin agar senantiasa menjadi pemimpin yang inklusif.
Yang mana moderasi terus dijunjung tinggi, hingga nilai-nilai perdamaian dan narasi dari sikap damai itu sendiri harus terus disuarakan ke khalayak luas.
Baca Juga: Harapan Luis Edmundo Duran, Pemain Muda Persita Dilirik Shin Tae-yong Perkuat Timnas Indonesia
Meski demikian, Wapres juga tak menafikan bahwa teknologi digital memiliki banyak manfaat di dalamnya. Namun, sikap bijak dari penggunaan media sosial ditekankannya harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sehingga sebaran hoaks dan kebencian yang rentan terjadi di Pemilu 2024 mendatang dapat teratasi selanjutnya.
Terakhir, Wapres juga menegaskan bahwa pemimpin di Indonesia harus terus memegang teguh ideologi bangsa, yakni Pancasila. Dimana hal itu dapat dicontoh dari perilaku dan pemikiran Bung Hatta yang menurutnya sangat patut untuk diikuti prinsipnya.
"Mari kita contoh Bung Hatta yang mengajarkan bangsa Indonesia memiliki prinsipnya sendiri, meski saat itu bangsa kita baru lahir," tutur Wapres menutup pernyataannya pada Kuliah Umum tersebut.***