Gerhana Matahari Hibrida Terjadi pada 20 April 2023, Fenomena Langka yang Bisa Dilihat dari Indonesia?

- 7 April 2023, 20:34 WIB
Ilustrasi - Simak berikut informasi mengenai genomena alam gerhana matahari hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023.
Ilustrasi - Simak berikut informasi mengenai genomena alam gerhana matahari hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023. /Unsplash

PR TASIKMALAYA - Gerhana Matahari merupakan salah satu fenomena alam yang bakal terjadi dalam waktu dekat di bulan Ramadhan. Lantas kapan gerhana matahari 2023 terjadi?

Peristiwa langka Gerhana Matahari bakal terjadi pada bulan ini tepatnya pada 20 April 2023 menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Gerhana Matahari 20 April 2023 adalah gerhana matahari hibrida yang merupakan fenomena alam unik yang jarang terjadi dalam waktu bertahun-tahun.

Oleh karenanya peristiwa alam ini sangat sayang jika dilewatkan, akan tetapi Gerhana Matahari hibrida juga memiliki dampak negatif bagi penglihatan jika terus dilihat tanpa menggunakan alat bantu khusus.

Baca Juga: Berapa Perbedaan yang Kamu Temukan pada Gambar Tes IQ Ini? Uji Pengamatanmu dalam 22 Detik!

"Pada 20 April 2023 nanti akan ada gerhana matahari hibrida," kata Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi BRIN.

Sungging mengatakan bahwa fenomena langka ini akan dimanfaatkan untuk penelitian terkait disipllin masing-masing. Contohnya seperti pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup.

"Penelitian disiplin ilmu lain dapat melakukan penelitian pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup baik itu hewan atau tumbuhan. Selain itu seperti di bidang ilmu sosial, peneliti di bidang tersebut juga dapat melakukan penelitian etnosastronomis, terkait bagaimana budaya masyarakat terkait adanya gerhana matahari hibrida. Adanya momen ini membawa kesempatan untuk melakukan kolaborasi lintas disiplin," ucapnya.

Baca Juga: Amalan dan Bacaan Doa serta Keistimewaan Pada Nuzulul Quran, Pahalanya Sebanding Ibadah selama 1000 Bulan

Ia dan timnya bakal melakukan pengamatan di Biak Numfor yang berada tepat di lintasan gerhana matahari. Terdapat tiga hal yang akan mereka lakukan, yakni perubahan kecerlangan, dampak gerhana terhadap ionosfer, dan riset tentang korona.

Dalam pengamatan ini, BRIN bakal memakai indeks flattening Ludendorf agar bisa melihat bentuk dan struktur korona.

"Dengan menggunakan alat sederhana, kami akan mengukur dinamika ionosfer. Mengapa ionosfer menjadi penting, karena sangat berdampak pada akurasi GPS dan juga terkait komunikasi terutama komunikasi maritim yang menggunakan kanal High Frequency. Kami akan melihat ada gangguan atau tidak," lanjut dia.

Sebagai informasi, gerhana matahari hibrida bisa terjadi ketika dalam waktu bersamaan, terdapat daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada yang merasakan gerhana matahari cincin.

Baca Juga: Makna Nuzulul Quran dan Peran Al Quran yang Menjadi Pedoman Hidup Bagi Umat Manusia

Kejadian ini bisa terjadi karena disebabkan oleh kelengkungan Bumi. Indonesia, dalam catatan BRIN, telah merasakan beberapa kali gerhana matahari sejak tahun 1983.

Nantinya, gerhana matahari hibrida akan berlangsung selama tiga jam lima menit dengan durasi fase tertutup 58 detik. Sedangkan jika diamati dari Jakarta, durasi awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit.

Sayangnya  jika diamati dari Jakarta, presentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39 persen saja.

Fenomena langka ini bisa diamati dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Hanya daerah Banda Aceh saja yang tidak bisa melihat peristiwa langka ini.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: BRIN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah