Network
PR TASIKMALAYA - Kepala polisi Korea Selatan mengakui "tanggung jawab berat atas kecelakaan Halloween di Itaewon, Seoul.
Dia mengaku efektif menangani panggilan darurat dan lonjakan massa yang berdesakan di Itaewon.
Bencana Itaewon telah menjadi bencana terburuk negara itu dalam beberapa tahun, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Japan Today, pada Selasa, 1 November 2022.
Yoon Hee Keun, komisaris jenderal Badan Kepolisian Nasional Korea, mengatakan bahwa polisi akan lebih baik lagi ke depannya.
Baca Juga: Fakta Putri Candrawathi: Sempat Minta Nomor WA Duluan hingga Beri Uang Rp5 Juta ke Adik Brigadir J
"Saya merasakan tanggung jawab yang berat (atas bencana) sebagai kepala salah satu kantor pemerintah terkait. Polisi akan melakukan yang terbaik untuk mencegah tragedi seperti ini terjadi lagi," kata Yoon Hee Keun.
Dia menjelaskan bahwa polisi telah menerima laporan desakan massa itu tidak menanggapi mereka dengan cara yang memuaskan.
Bencana yang menewaskan sedikitnya 156 orang dan 151 lainnya luka-luka terpusat di sebuah gang sempit yang menurun di Itaewon.
Saksi mata menggambarkan orang-orang jatuh karena sulit bernafas dan ambulans gagal mencapai gang-gang yang penuh sesak.
Baca Juga: Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Sampaikan Permintaan Maaf Kepada Orang Tua Brigadir J
Itaewon sangat penuh dengan kendaraan yang bergerak lambat karena banyaknya kerumunan pengunjung pesta yang mengenakan kostum Halloween.
Setelah bencana Itaewon, polisi meluncurkan gugus tugas beranggotakan 475 orang untuk menemukan penyebabnya.
Petugas polisi senior Nam Gu Jun menyelidiki rekaman 50 kamera keamanan di daerah tersebut dan dianalisis.
Jumlah korban tewas dapat meningkat karena para pejabat mengatakan bahwa 29 orang yang terluka berada dalam kondisi serius.
Baca Juga: Tes IQ: Bikin Pusing! Cepat Temukan Perbedaan pada Gambar Wanita Jepang Makan Es dalam 10 Detik
Korban tewas termasuk sekitar 26 warga negara asing dari Iran, Cina, Rusia, Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan tempat lain.
Perayaan Halloween di Itaewon tidak memiliki penyelenggara resmi, dan polisi Korea Selatan mengaku tidak memiliki prosedur khusus untuk menangani insiden seperti lonjakan massa selama acara yang tidak memiliki penyelenggara.***
