"Jadi termasuk kurikulum. Kalaupun tidak tertulis kurikulum jelas," jelasnya.
"Dan penyampaiannya itu jelas disampaikan," sambungnya.
Ali Imron pun menjelaskan perbedaan pesantren biasa dengan pesantren yang sudah disusupi oleh teroris.
"Sekarang apa bedanya pesantren kami dengan pesantren umum? Contohnya misalkan dalam pembahasan fiqih," ungkapnya.
Baca Juga: Cek Keberuntunganmu, Gambar yang Kamu Pilih Hadirkan Nasehat Terbaik Bagimu
"Kalau kita biasanya tahu kalau fiqih jihad itu, masalah jihad itu disampaikan di kelas 3 SMA itu ada babul jian, bab jihad," sambungnya.
Pemahamannya menurut Ali Imron yakni tidak melaksanakan jihad sama dengan melakukan dosa.
"Jihad ini kan isinya perang, kalau di pondok pesantren kami atau sekolah kami. Kami terangkan dengan jelas ujian itu perang," ujarnya.
"Bagaimana ketika jihad ini enggak bisa dilaksanakan, kita detik demi detik selalu berdosa karena tidak bisa melaksanakan jihad dalam artian perang," sambungnya.
Baca Juga: Anies Minta Stop PTM 100 Persen di Jakarta, Hidayat Nur Wahid: Segeralah Disetujui