Network
PR TASIKMALAYA - Sidang dugaan terorisme eks petinggi Front Pembela Islam (FPI), Munarman, siap diamankan oleh 300 personel gabungan.
300 personel gabungan siap mengamankan sidang dengan agenda pembacaan dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) pada mantan Sekretaris Umum FPI Munarman.
Pengamanan sidang dugaan terorisme eks petinggi FPI Munarman itu dikonfirmasi oleh Kapolres Metro Jaktarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan.
"Dari TNI, Satpol PP, Polres, dan Polda," kata Erwin pada Rabu, 1 Desember 2021 seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah KPK Temukan Aliran Dana Hibah Rp10 Miliar di Rumah Anies Baswedan?
Erwin mengungkapkan, 300 personel gabungan akan ditempatkan di sejumlah titik untuk mengamankan sidang dugaan terorisme eks petinggi FPI Munarman tersebut.
"Di depan, di ruangan, di lobi, di seputar ring dua, dan tiga juga ada," ujar Erwin.
Menurut Erwin, para terdakwa dugaan terorisme tidak dihadirkan pada sidang hari ini karena berlangsung secara virtual atau online.
"Yang hadir hanya perangkat sidang, kuasa hukum, jaksa penuntut umum, hakim," ucap Erwin.
Baca Juga: Barang Branded Rayyanza Malik Ahmad Didapat secara 'Gratis', Nagita Slavina: Sumpah Ini ...
Erwin menjelaskan, sidang dugaan terorisme eks petinggi FPI Munarman bersifat tertutup, untuk melindungi saksi dan perangkat yang berada di dalam.
"Sidang kasus terorisme, tidak semua diperbolehkan masuk ke ruangan," ujar Erwin pada seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.
Sebelumnya, eks petinggi FPI Munarman sudah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya sejak 7 Mei 2021 oleh Densus 88.
Eks petinggi FPI Munarman diduga terlibat beberapa rencana aksi terorisme di Indonesia seperti Makassar, Jakarta, dan Medan.
Sebagai informasi, Densus 88 menangkap eks petinggi FPI Munarman di rumahnya di Pamulang, Tangerang Selatan pada Selasa, 27 April 2021 lalu.
Penangkapan eks petinggi FPI Munarman merupakan kelanjutan dari kegiatan Polri.
Sebelumnya, Polri juga telah menangkap salah satu terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD ) di Sulsel dari kelompok kajian Vila Mutiara.***
