PR TASIKMALAYA - Pemerintah menggeser hari libur Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang semula jatuh pada hari Selasa, 19 Oktober menjadi hari Rabu, 20 Oktober 2021.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan jika keputusan ini diambil pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Meskipun kasus Covid-19 sudah rendah, tapi pemerintah masih mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus dengan menggeser hari libur nasional tersebut.
Baca Juga: Bak ‘Luka’ Diolesi Garam, Ratu Elizabeth II Komentari Pangeran Charles Begitu Pangeran William Lahir
Ma'ruf Amin berpendapat bahwa hal itu dilakukan untuk menghindari orang yang memanfaatkan hari kejepit.
Ia melanjutkan jika upaya antisipatif terhadap potensi lonjakan kasus penularan Covid-19 harus dilakukan.
Maka, pemerintah mengambil kebijakan agar tidak melakukan pelonggaran protokol pada masyarakat saat memanfaatkan hari libur keagamaan seperti di India.
Baca Juga: Prabowo Subianto Ulang Tahun ke-70, Sandiaga Uno Tulis Pesan Haru
Ia menjelaskan bahwa di India ketika kasus positif sudah rendah, mereka kemudian memberlakukan pelonggaran-pelonggaran bahkan ketika acara keagamaan dengan skala besar.
Hal itu menyebabkan terjadinya lonjakan kasus di India.
“Itu kami tidak ingin itu terulang di Indonesia," tuturnya pada 17 Oktober 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Baca Juga: Gelar Gender Reveal Party, Nikita Willy dan Indra Priawan Bocorkan Jenis Kelamin Calon Buah Hati
Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan keputusan pergeseran hari libur tersebut bertujuan untuk menghindari masyarakat yang memanfaatkan libur panjang setelah akhir pekan.
Ia mengatakan pertimbangan pemerintah mengambil keputusan itu adalah untuk menghindari celah antara hari libur dan hari kerja yang dapat mengakibatkan masa libur panjang.
Muhadjir berkata "itu ada hari kejepit, yaitu hari Senin."
Baca Juga: Ahli Tarot Ungkap Sosok yang Suruh Baim Wong Minta Maaf pada Kakek Suhud: Dihormati dan Disegani...
Muhadjir juga mengatakan, jika hari libur nasional Maulid Nabi tetap dilakukan di hari Selasa, maka akan berpotensi banyak masyarakat yang akan mengambil cuti di hari Senin, agar mendapat libur panjang.
Libur panjang tersebut bisa memicu terjadinya pergerakan orang besar-besaran, lanjut Muhadjir.
Angka penularan kasus Covid-19 bisa berpotensi naik kembali yang disebabkan mobilitas orang besar-besaran tersebut.***