AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap,pemerintah fokus terlebih dahulu pada data penerima subsidi tunai.
Pasalnya, program subsidi tunai saat ini banyak salah sasaran penerima. Oleh karena itu, harus segera dievaluasi.
“Lebih baik pemerintah fokus dahulu pada penerima subsidi tunai. Karena program ini banyak yang salah sasaran ini yang harus segera dievaluasi. Data terintegrasi sangat penting untuk menghindari salah sasaran,” usul AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebut, bahwa di lapangan banyak ditemukan fakta bahwa BLT UKM faktanya penerima banyak yang tidak memiliki usaha.
Baca Juga: Terkait Fenomena di Langit Blitar Pasca Gempa, LAPAN: Mirip Ketika Kita Main Gelembung Sabun
“Jadi akhirnya menjadi sangat konsumtif, sedangkan pelaku usaha mikro yang sesungguhnya malah tidak dapat bantuan,” tutur AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Sebelumnya, pemerintah berencana menaikan tarif listrik mulai dari Rp18.000 hingga Rp101.000 per bulan berdasarkan golongan.
Begitu pula dengan tariff LPG 3Kg. Terdapat selisih kurang lebih Rp6.000 per kg antara harga LPG bersubsidi tabung 3 Kg dengan LPG non subsidi tabung 12 Kg.
Apabila mengikuti harga pasar yang normal, umumnya harga LPG 3 Kg akan naik menjadi sekitar Rp37.000.