Sebut Munculnya Bencana Alam Sebagai Peringatan, MUI: Agar Senantiasa Memperlakukan Alam Sebagaimana Mestinya

- 8 April 2021, 11:10 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebut bencana alam yang kerap muncul di Indonesia sebagai peringatan bagi manusia untuk senantiasa menjaga alam.*
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebut bencana alam yang kerap muncul di Indonesia sebagai peringatan bagi manusia untuk senantiasa menjaga alam.* /Antara Foto /Dok BPBD Flores Timur

PR TASIKMALAYA- Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan tanggapannya terkait sejumlah bencana alam yang akhir-akhir ini melanda Indonesia.

Dituturkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Amirsyah Tambunan menyatakan bahwa bencana alam yang akhir-akhir ini muncul di Indonesia adalah akibat dari ulah perilaku manusia itu sendiri.

Lebih lanjut, Sekjen MUI itu mengungkapkan dalam setiap bencana alam yang muncul di Indonesia, terdapat faktor atau campur tangan dari perilaku manusia yang tak mawas diri dan merusak alam.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Kamis 8 April 2021: Libra Bahagia Soal Uang hingga Sagitarius Bantu Orang

Seperti diketahui, akhir-akhir ini bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor kerap kali terjadi Indonesia dan tak sedikit jumlah korban yang meninggal dunia dari musibah tersebut.

Baru-baru ini, bencana banjir bandang dan tanah longsor juga terjadi di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu, 4 April 2021, atas musibah itu dilaporkan ratusan orang meninggal dunia.

Hal itu, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "MUI Sebut Perilaku Manusia Jadi Salah Satu Faktor Munculnya Bencana Alam", sekjen MUI pun mengutarakan bahwa kemunculan bencana alam juga disebabkan karena perilaku manusia.

Baca Juga: Ahok Berkunjung ke Solo, Gibran Rakabuming Ungkap Harapannya: Semoga Gaya Kepemimpinannya Bisa Saya Tiru

Dia menuturkan bahwa perilaku manusia yang tak mawas diri, dapat dilihat dari menurunnya etika dalam memperlakukan alam.

Salah satu contoh menurunnya etika dalam memperlakukan alam adalah penebangan hutan secara membabi buta.

Hal itu disampaikan Amirsyah Tambunan saat konferensi pers di Jakarta, Rabu, 7 April 2021.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Grup C Piala Menpora 2021: PSS Sleman Taklukan Persebaya Surabaya dengan Skor Tipis

“Hutan menjadi gundul dan tanaman berkurang secara signifikan. Akibatnya suhu, iklim, dan kecepatan angin menjadi ekstrem, yang disebabkan karena rusaknya ekosistem dalam skala kecil maupun skala yang luas,” tuturnya, dikutip dari Antara, Kamis, 8 April 2021.

Menurut Amirsyah Tambunan, bencana yang terjadi di Tanah Air harus menjadi peringatan bagi manusia, agar senantiasa berserah diri dan memperbaiki diri, serta memperlakukan alam sebagaimana mestinya.

Apabila perusakan hutan atau alam tidak dapat dihentikan, maka bencana-bencana lain tidak akan terhindarkan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier 8 April 2021: Aries Hati-hati Soal Uang hingga Gemini Belajar Investasi

“Wajarlah kiranya pada saat terjadi bencana, Islam mengajarkan agar manusia selalu melakukan introspeksi diri, melakukan muhasabah atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan,” kata Amirsyah Tambunan.

Dia juga meminta para korban bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk bersabar, dan dapat kembali bangkit.

Amirsyah Tambunan menuturkan bahwa bencana yang terjadi merupakan cobaan, dan ada makna di balik peristiwa yang terjadi.

Baca Juga: KLAIM Kode Redeem Genshin Impact Terbaru 8 April 2021, Dapatkan Hadiah Gratis!

“Bencana ini semua merupakan musibah, ujian, atau cobaan. Bagi masyarakat NTT yang terkena bencana, diharapkan untuk bersabar, rida, dan berserah diri kepada Allah semata, seraya berdoa memohon kekuatan dalam menghadapinya,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan hipotesis mengenai korelasi pemanasan global dengan kejadian siklon, termasuk Siklon Tropis Seroja.

Siklon Tropis Seroja merupakan siklon yang menimbulkan bencana di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini 8 April 2021: Andin Minta Maaf ke Elsa Soal Hamil dengan Roy?

“Karena penyebabnya adalah semakin panasnya suhu muka air laut, yang tentunya laut itu tempat mengabsorbsi karbon dioksida, dan itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut ke sana,” ujar Dwikorita Karnawati.

Dia pun menegaskan bahwa hal itu masih berupa hipotesis, tetapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh pemanasan global.***(Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x