Haris menambahkan, bebas mau pernikahan di gereja di masjid dan yang lainnya, Setneg menyiarkan itu supaya menggugurkan dalil bahwa website Setneg tidak hanya menyiarkan pernikahan Atta-Aurel saja.
“Kalau Sabtu besok tidak ada pernikahan dari rakyat biasa berarti Setneg tidak ada adil, jadi ada kesempatan untuk mendalilkan ketidakadilan yang banyak dimasalahkan oleh masyarakat,” ujarnya.
Haris Azhar melihat orang miskin kehilangan kesempatan dan juga kemampuan untuk menata pemberlakuan prokes tapi pernikahan itu adalah suratan takdir dan itu tidak bisa dicegah.
“Yang saya ingin katakana begini, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk membuat pernikahan yang baik seperti Atta dan Aurel yang sampai berkenan Presiden dan Menhan hadir ini,” pungkasnya.
Maka, menurut Haris Azhar karena soal keadilan, bisa tidak negara membantu untuk memfasilitasi masyarakat supaya pernikahan itu bisa tetap terjadi seperti Atta-Aurel. ***