Gesekan tersebut, kata Arief, salah satunya adalah Jokowi yang berkali-kali disebut oleh Megawati sebagai petugas partai PDIP.
"Akhirnya kita melihat memang walaupun Jokowi berkali-kali oleh Megawati disebut sebagai petugas partai, tapi kan kita gak boleh lupa ya, pak Jokowi ini datang tidak dari PDIP, dia ini migran ya, mengalami migrasi ke dalam PDIP," tuturnya.
Baca Juga: Pakar Duga 'Obsesi Pemerintah' Teroriskan FPI, Refly Harun: Hambat Pihak yang Tengah Cari Keadilan
Arief Munandar menjelaskan bahwa Jokowi sebelumnya bukanlah orang PDIP, bahkan bukan juga kader PDIP. Jokowi, ungkapnya, dipinang, diusung, dan didorong oleh PDIP untuk menjadi calon presiden pada tahun 2014.
Dalam kondisi seperti ini, kata Arief Munandar, walaupun Jokowi diposisikan sebagai petugas partai dan berkali-kali Megawati mengingatkan hal tersebut.
Namun pada akhirnya, menurutnya, publik mau tidak mau, hari demi hari semakin melihat adanya semacam konflik antara Megawati dan Jokowi.
Baca Juga: Tinjau Lokasi Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Ahok: Saya Apresiasi Tim Penanganan
"Jadi orang melihat adanya tarik-menarik di antara kedua kubu ini, baik dalam konteks PDIP maupun konteks negara," tuturnya sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Bang Arief, Selasa, 30 Maret 2021.
Lebih lanjut, Arief Munandar juga mengingatkan bahwa beberapa waktu yang lalu terdapat suara-suara yang ingin mendorong Jokowi untuk kelak menganggantikan Megawati menjadi Ketua Umum PDIP.
"Pada sisi yang lain kita lihat sementara ini orang percaya kecenderungannya bahwa PDIP itu diarahkan Megawati setelah menjadi ketua umum 20 tahun yang lalu untuk menjadi kendaraan politik atau singgasana bagi trah Soekarno," ucapnya.