PR TASIKMALAYA - Rachland Nashidik baru-baru ini membeberkan beberapa informasi terkait sosok Moeldoko yang kembali menarik perhatian publik usai menghilang dan akhirnya membuat sebuah video pengakuannya soal Kudeta dan KLB Partai Demokrat.
Rachland Nashidik mengungkapkan soal masa lalu Moeldoko yang diduga terlibat dan bertanggungjawab dalam kasus Operasi Sajadah tahun 2011 hingga akhirnya membuat dirinya dicopot dari Jabatannya di Pangdam Siliwangi.
“Moeldoko, dulu Pangdam Siliwangi, diduga bertanggungjawab atas "Operasi Sajadah", 2011,” tulis Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya @RachlandNashidik sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Senin, 29 Maret 2021.
Baca Juga: Rachland Nashidik Singgung Moeldoko Hingga Ahmadiyah, Ada Apa?
Adapun Moeldoko dalam Operasi Sajadah tersebut bertanggungjawab atas para tentara dibawahnya yang diduga melakukan intimidasi, memaksa dengan kekerasan hingga membuat pengikut Ahmadiyah berpindah keyakinan.
“Tentara dibawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan, pengikut Ahmadiyah di Cikeusik berpindah keyakinan,” sambungnya.
Sehingga, Rachland Nashidik mempertanyakan soal sikap dan pernyataan Moeldoko yang mengungkit soal Kebhinekaan di Indonesia yang kian pudar.
“Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinekaan? Dia bukan jenderal kanan?,” tanya Rachland Nahsidik.
Lebih lanjut, Rachland Nashidik mengungkapkan bahwa setelah keterlibatannya dalam Operasi Sajadah tersebut, Moeldoko akhirnya dicopot jabatan dari Pangdam Siliwangi.
Namun, berdasarkan jada Jenderal Pramono edhie Wibowo, Moeldoko akhirnya dimaafkan dan diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
“Agustus 2011, kemungkinan besar akibat Operasi Sajadah itu, Moedoko dicopot dari Pangdam Siliwangi," ujarnya.
"Tak sampai setahun dia memimpin TNI di Jabar. Baru pada 2013, konon atas jasa Jendral Pramono Edhie Wibowo, Moeldoko diberi maaf SBY dan diangkat jadi Kepala Staf Angkatan Darat,” terangnya.
Atas hal tersebut, Rachland Nashidik menyebut bahwa seharusnya karir Moeldoko sudah tamat sejak saat itu.
Meskipun terpukul, SBY justru diketahui memberikan kesempatan kedua pada Moeldoko hingga akhirnya karirnya terus mengalami peningkatan hingga saat ini.
Namun sayang, alih-alih berterimakasih, Moeldoko justru melakukan aksi dan gerakan Kudeta Partai yang dipimpin SBY sehingga Moeldoko dinilai sebagai seorang Panglima TNI dan Jenderal yang tidak kenal budi dan tidak tahu terimakasih.
“Bisa dimaklumi SBY begitu terpukul. Karir Moeldoko harusnya tamat akibat Operasi Sajadah," ujarnya.
"Dia dicopot dari Pangdam Siliwangi dan dua tahun diparkir. Atas jasa Jenderal Pramono Edhie, SBY memberinya second chance. Mengangkat jenderal tak kenal budi ini jadi KSAD dan Panglima TNI,”pungkasnya
Moeldoko, dulu Pangdam Siliwangi, diduga bertanggungjawab atas "Operasi Sajadah", 2011. Tentara dibawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan, pengikut Ahmadiyah di Cikeusik berpindah keyakinan. Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinekaan? Dia bukan jenderal kanan?— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) March 29, 2021
***