Soal Wacana Impor Beras, Mardani Ali Sera: Bukan Solusi Atasi Persoalan Kesenjangan Stok Antar Daerah

- 25 Maret 2021, 19:15 WIB
Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan wacana impor beras bukan solusi atasi kesenjangan stok beras di setiap daerah.*
Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan wacana impor beras bukan solusi atasi kesenjangan stok beras di setiap daerah.* //Dpr.go.id/

PR TASIKMALAYA- Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera turut menanggapi wacana pemerintah yang akan melakukan impor beras hingga 1 juta ton.

Dituturkan Mardani Ali Sera, ia mengatakan bahwa kebijakan impor beras bisa memenuhi kebutuhan kualitas dan harga.

Namun, di sisi lain, ungkap Mardani Ali Sera, ia tidak ingin kebijakan pemerintah terkait impor beras itu mengorbankan para petani dalam negeri.

Baca Juga: Tanggapi Megawati Soal Kedaulatan Pangan, Rizal Ramli: Kok Doyan Banget Pake Slogan Gitu?

Seperti diketahui, wacana pemerintah yang akan impor beras di awal tahun ini, menuai banyak penolakan dari berbagai kalangan terutama kepala daerah, karena para petani dalam negeri akan memasuki musim panen raya.

Namun, dituturkan Menteri Pedaganan (Mendag) Muhammad Lutfi bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor beras ketika musim panen raya.

Sebagaimana diberitakan Galajabar.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Komisi II DPR Soal Impor Beras: APBN Makin Berat Saat Pandemi, Lalu Dana Impor dari Mana?", meski Mendag Muhammad Lutfi maupun Bulog mengatakan bahwa pihaknya akan menunda impor, tetapi pembelian beras impor tersebut tetap akan terjadi, hanya soal waktu.

Baca Juga: Ekonom Ramal Jokowi Wariskan Utang Puluhan Triliun, Roy Suryo Seret Nama Mbak You: Revisi Juga?

Hal itu, lantas menjadi perhatian banyak pihak termasuk Mardani Ali Sera.

Pemerintah dituntut untuk bersikap adil terhadap kepentingan para petani yang harusnya diakomodasi.

“Kedua kepentingan tersebut (kualitas dan harga beras) harus diakomodasi secara adil,” kata Mardani Ali Sera di Jakarta, lansir Antara, 25 Maret 2021.

Baca Juga: Simak! Kemenag RI Jelaskan Regulasi Baru JFPA Guna Tingkatkan Kualitas Bimbingan Agama

Politisi PKS tersebut ingin agar pemerintah memperhatikan aspek ekonomi masyarakat terutama petani.

“Pemerintah harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis, hingga aspek sosial,” ujarnya.

Dalam keterangannya tersebut, Mardani Ali Sera menjelaskan bahwa alur pertanian di Indonesia sudah tetap dalam momen panen raya.

Baca Juga: Sebut Gugatan Jhoni Allen Prematur, Kuasa Hukum Demokrat: Keberatan Pemecatan Harus ke Mahkamah Partai

Seperti panen raya pada Februari-Mei, panen gadu saat musim kemarau bulan Juni-September, dan paceklik pada Oktober-Januari.

Sementara berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa produks beras dari Januari-April 2021 sebesar 14,54 juta ton.

Jumlah tersebut telah naik sebanyak 26,84 persen dibandingkan periode Januari-April 2020 yang mencapai 11,46 juta ton.

Baca Juga: Myanmar Kian Mencekam, 146 WNI Putuskan Kembali ke Indonesa, Kemenlu: yang Tak Berkepentingan Silakan Pulang

Mardani Ali Sera mengutip perkataan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, menyebut pada 2018 pemerintah disebut telah mengimpor beras sebanyak 1,785 juta ton.

Dari jumlah tersebut, hingga kini masih tersisa 106.642 ton beras tersimpan di gudang Bulog yang sudah busuk alias tidak layak konsumsi.

Menurut Mardani Ali Sera, impor beras bukan sebagai solusi untuk mengatasi ketimpangan ketersediaan beras di daerah.

Baca Juga: Mengaku Disebut ‘Bandel’ oleh Megawati, Rizal Ramli: Kalau untuk Perjuangan Kepentingan Rakyat, Tak Apa-apa

“Impor bukan solusi mengatasi persoalan kesenjangan stok beras antar daerah. Saat panen, seharusnya distribusi diperkuat sehingga stok bisa disalurkan ke daerah yang defisit,” tuturnya.***(Naufal Althaf M. A/Galajabar.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Galajabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x