Namun, memanasnya kondisi Partai Demokrat justru menguntungkan AHY karena menjadikan dirinya sebagai Capres unggulan kalangan oposisi.
Baca Juga: Soal Presiden Tiga Periode, Hidayat Nur Wahid: Jokowi Pernah Menolaknya
Sebab, menurut Hendri AHY kini berhasil mendapat kesan dirinya sebagai pihak yang terdzolimi justru mendapat simpati dari publik.
"AHY diuntungkan oleh pertarungan internal di Partai Demokrat sebagai capres unggulan dari kalangan oposisi," kata Hendri.
"Kesan AHY sebagai figur yang dizalimi tampaknya mendulang simpati dari publik," tandas Hendri.
Sementara itu, Moeldoko yang kini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat veri KLB, justru hanya meraih elektabilitas 0,4 persen atau di bawah 1 persen.
Lebih lanjut, Hendri menyebut bahwa hingga saat ini, peta Capres masih bergerak sangat dinamis lanteran tenggang waktu menuju Pilpres 2024 masih 3 tahun lagi.
"Peta capres masih dinamis, apalagi masih banyak waktu hingga 3 tahun ke depan," ucap Hendri.
Baca Juga: Ferdinand Hutahean Kritik Pedas Bambang Widjojanto: Demokrat Akan Rugi dan Menjadi Musuh Bersama