PR TASIKMALAYA – Ketua Bapilu Partai Demokrat Andi Arief menganggap bahwa kudeta Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang keblinger.
Menurut Andi Arief, karena rencana kudeta melalui KLB yang digelar di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara telah ketahuan sebelum KLB itu dilaksanakan.
Bahkan Andi Arief mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat mencegah upaya kudeta itu.
Baca Juga: Usai Tulis Sindiran Seolah untuk Amien Rais dan SBY, Addie MS: Aku Takut Neraka Jahanam
Namun, sejumlah mantan kader Demokrat dan juga Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tetap mengkudeta kepemimpinan AHY melalui KLB.
Terkait kudeta keblinger itu, disampaikan Andi Arief melalui cuitan di akun Twitter miliknya pada Kamis, 11 Maret 2021.
“Kudeta Deli Serdang disebut kudeta keblinger,” cuit Andi Arief, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @AndiArief_ID.
“Sudah ketahuan rencananya dan sempat dicegah AHY 1 Februari 2021, (namun) tetap dilakukan oleh Pak Moeldoko dan kawan-kawan,” sambungnya.
Hal itu karena, menurut Andi Arief, mereka menganggap AHY tidak akan bisa mencegah upaya kudeta terhadapanya.
Di sisi lain, karena terlibatnya Moeldoko yang menjabat sebagai KSP, AHY pun mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo untuk mengkonfirmasi keterlibatan KSP Moeldoko itu.
“AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena menghormati Presiden,” terang Andi Arief.
Sebab, upaya kudeta melalui KLB dianggap keblinger, Andi Arief mendoakan agar KSP Moeldoko memahami itu dan bertobat atas tindakannya.
“Mudah-mudahan Pak Moeldoko memahami gagalnya kudeta keblinger dan bertobat,” ujar Andi Arief.
Menurut Andi Arief, Partai Demokrat bukan partai pragmatis seperti pada 2010 seperti yang dilakukan Jhoni Allen, M. Nazarudin, dan Marzuki Alie.
“Partai Demokrat bukan partai pragmatis akibat perbuatan beberapa kader,” ucap Andi Arief.
“Jhoni Allen dan Nazarudin serta Marzuki Alie memang pernah sukses gunakan pragmatisme dalam kongres 2010. Sekarang zaman sudah beda,” pungkasnya.
***