Jika Demokrat di Tangan Moeldoko, Saiful Mujani: Bisa Seperti Hanura Sekarang yang Hilang di Parlemen

- 8 Maret 2021, 16:45 WIB
 Peneliti Politik dari UIN Jakarta, Profesor Saiful Mujani analisis jika Demokrat ditangan Moeldoko.*
Peneliti Politik dari UIN Jakarta, Profesor Saiful Mujani analisis jika Demokrat ditangan Moeldoko.* /Instagram/@saiful_mujani/

PR TASIKMALAYA- Pasca Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat, 5 Maret 2021, nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi sorotan publik saat ini.

hal itu lantaran, usai KLB digelar pada Jumat, memutuskan bahwa Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat 2021-2025 menggantikan Agus harimurti Yudhoyono (AHY) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat.

Sementara itu, faktor lain yang membuat Moeldoko kian hebohkan seluruh publik termasuk para pejabat internal Partai Demokrat usai KLB itu, Moeldoko sendiri merupakan pihak ekternal di Partai Demokrat.

Baca Juga: Singgung Patuhi AD ART Jika Ingin Jadi Ketua Partai, Saiful Mujani: Kalau Tidak, Itu Nyerobot dan Anarki

Terkait hal itu, Pakar politik, Saiful Mujani pun kemudian menjelaskan analisisnya jika Demokrat berada di tangan Moeldoko.

Saiful Mujani menuturkan pendapat perihal Demokrat di bawah Moeldoko itu di dalam akun media sosial Twitter pribadinya.

Sebagaimana diberitakan Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Singgung Nasib Partai Demokrat Ditangan Moeldoko, Saiful Mujani: Lonceng Kematian Semakin Kencang", lantas pertanyaannya, bagaimana nasib Partai Demokrat ditangan KSP Moeldoko?.

Baca Juga: Jhoni Allen Sebut Pemilihan Moeldoko Sesuai AD ART, Andi Arief: KLB Bermasalah Tanpa Pengesahan Menteri

Terkait nasib partai Demokrat selanjutnya usai adanya KLB yang mengangkat KSP Moeldoko, Saiful Mujani memberikan analisisnya.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari twitter @saiful_mujani, Ia mengatakan saat ini lonceng kematian semakin kencang.

Kalau mengakui, dan membatalkan kepengurusan PD AHY, lonceng kematian PD makin kencang,” ujar Saiful Mujani.

Baca Juga: Andi Arief: Moeldoko, Marzuki Alie, dan Jhoni Allen Punya Waktu Seminggu Nikmati Hasil KLB 'Nekat'

Menurut analisis Saiful Mujani, jika Moledoko diakui dan diresmikan statusnya sebagai Ketum Partai Demokrat yang baru, maka bisa saja yang akan maju pada Pilpres 2024 adalah Moeldoko.

Akan tetapi, Saiful Mujani sendiri meragukan Moeldoko akan mampu membawa nama Partai Demokrat menjadi besar 2024 nanti.

"Katakanlah Demokrat KSP Moeldoko yang bisa ikut pemilu. Lalu bagaimana peluangnya?” tanya Saiful Mujani.

Baca Juga: Pemerintah Jawa Barat Luncurkan Program Romantis dan Modis, Ini Syarat Agar Bisa Dapat Rumah dan Motor Gratis

Saiful Mujani memprediksikan kecil kemungkinan Moeldoko akan dapat menguasai panggung pemilu 2024 dengan statusnya sebagai pemimpin Partai Demokrat.

Menurutnya, Partai Demokrat sendiri menjadi besar karena nama SBY pada Pemilu 2009, sementara jika nama tersebut dihilangkan, Saiful tak yakin PD masih bisa selamat.

Saya tak bisa membayangkan PD bisa besar dan bahkan terbesar pada 2009 tanpa SBY. suka ataupun tidak itu adalah fakta. Moeldoko bisa gantikan itu?” ujar Saiful Mujani.

Baca Juga: Patut Dibanggakan, TasteAtlas Tetapkan Nasi Rawon Sebagai Sup Terenak di Asia

Baca Juga: Pasca KLB Demokrat, AHY: Hari ini Kita Punya Musuh Bersama, Aktor Eksternal, Yaitu KSP Moeldoko

Baca Juga: Mulai dari Sanksi hingga Pemecatan, DPP Demokrat Siap Tindak Tegas Kader yang Hadiri KLB Deli Serdang

Seperti mantan jendral-jenderal lainnya mimpin partai, KSP ini tak lebih dari Sutiyoso, Hendro, Edi Sudrajat, yang gagal membesarkan partai.” Sambungnya.

Lebih lanjut, Saiful Mujani juga menganalisis jika sampai Moeldoko gagal menguasai panggung 2024 itu berarti nasib Partai Demokrat juga akan tumbang.

Akibatnya, 2024 Partai Demokrat bisa menjadi seperti Hanura sekarang, yang hilang di parlemen setelah Wiranto tak lagi mimpin partai itu.” tutur Saiful Mujani.

Baca Juga: Sebut Bukan Kader atau Simpatisan Demokrat, Jansen Sitindaon: Dimana Logikanya Moeldoko Jadi Ketum Demokrat?

Baca Juga: Kisruh Kudeta di KLB, AHY: Kalau Kami Diam, Artinya Sama Saja Demokrat Membunuh Demokrasi di Negeri Kita

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Ngaku Ditawari untuk Gulingkan AHY, Teddy Gusnaidi: Jangan Dibantah, Iyain Aja Biar Dia Senang

Menurut Saiful Mujani, hasil akhir dari manuver KSP Moeldoko ini adalah membunuh Partai Demokrat.

Partai Demokrat mati di tangan seorang pejabat negara. backsliding demokrasi Indonesia makin dalam, dan ini terjadi di bawah Jokowi yang ironisnya ia justru jadi presiden karena demokrasi.” pungkas Saiful Mujani.***(Putri Amalia Zubaedah/Cirebon.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Cirebon Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah