Bantah Pembelaan Istana, Ujang Komarudin: Jokowi Lambaikan Tangan Panggil Kerumunan

- 26 Februari 2021, 21:24 WIB
Pengamat Politik UAI, Ujang Komarudin mengomentari soal kerumunan Jokowi di NTT.*
Pengamat Politik UAI, Ujang Komarudin mengomentari soal kerumunan Jokowi di NTT.* /.*/Instagram/@ujangkomarudin//Instagram/@ujangkomarudin

PR TASIKMALAYA – Pengamat politik Ujang Komarudin membantah pembelaan Istana atas kerumunan yang terjadi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa, 23 Februari 2021.

Pihak Istana sebelumnya menegaskan, kerumunan yang terjadi di NTT merupakan bentuk euforia masyarakat di sana, atas kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi kalau kerumunan itu dijawab oleh pihak Istana bahwa itu tidak disengaja, itu euforia dari masyarakat di sana itu oke,” tutur Ujang Komarudin seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada acara Dua Sisi di kanal YouTube tvOneNews yang diunggah pada Jumat, 26 Februari 2021.

Baca Juga: Ungkap Jumlah Pengguna Internet Indonesia, Henry Subiakto: Jika Mereka Marah Tentu Medsos Penuh Ribut

Ujang Komarudin menambahkan, gerakan tubuh Jokowi yang melambaikan tangan, memberikan makna untuk memanggil kerumunan masyarakat di sana.

“Tapi persoalannya di sana, ketika dia berkerumun lalu Pak Jokowi melambaikan tangan itu menandakan akan memanggil kerumunan,” jelas Ujang Komarudin.

Selain melambaikan tangan, ketika Jokowi memberikan souvenir kepada masyarakat setempat, menurutnya jelas-jelas merekatkan kerumunan.

“Ingat, Pak Jokowi membagikan souvenir, itu juga merekatkan kerumunan itu, dan faktanya kerumunan itu ada dan terjadi,” tandas Ujang Komarudin.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bagi Atlet, Ma'ruf Amin: Penting untuk Mengharumkan Nama Bangsa

Lebih lanjut Ujang Komarudin menambahkan, tidak mengherankan jika publik pada akhirnya bertanya-tanya kerumunan tersebut tidak berbeda dengan kerumunan Rizieq Shihab beberapa waktu lalu.

“Nah ini yang menjadi kritik kepada Pak Jokowi. Oleh karena itu kita sebagai anak bangsa meyakini hal melanggar protokol kesehatan. Masyarakat dan publik bertanya-tanya, apa bedanya dengan Habib Rizieq? Ketika ada kerumunan lalu didenda,” ujarnya.

Ujang Komarudin menegaskan, meski pihak Istana menyatakan bahwa yang terjadi di Maumere, NTT bukan kerumunan, tetap saja menurutnya itu merupakan kerumunan yang melanggar protokol kesehatan.

“Nah akhirnya publik mengatakan, bagaimana mendenda Pak Jokowi tidak. Nah kalau misalkan istana selalu membantah ini bukan kerumunan, tidak disengaja, bagi saya kerumunan kok,” tutur Ujang Komarudin.

Baca Juga: Tulis Cuitan Sindiran, Yan Harahap: Sombong Banget, Seolah Nantangin Pak SBY

Ujang Komarudin berpendapat, jika saja Jokowi tidak membagikan souvenir, kerumunan di Maumere, NTT bisa dihindarkan.

“Berbeda ketika Pak Jokowi tidak memberikan barang kepada masyarakat, itu bisa juga menghindari kerumunan itu.,” tegasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x