PR TASIKMALAYA - Perihal isu islam radikalis kepada Din Syamsudin, Politisi Fahri Hamzah menganganggap bahwa pemerintah seharusnya melakukan perbaikan.
Perbaikan yang Fahri Hamzah maksud adalah dalam melihat setiap persoalan radikalis, seharusnya tidak dipersonalisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Fahri Hamzah dalam cuitan akun media sosial Twitter miliknya pada Minggu 14 Februari 2021.
“Cara pemerintah melihat persoalan perlu diperbaiki prof (Mahfud Md),” ujar Fahri Hamzah sebagaimana yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Minggu, 14 Februari 2021.
“Jangan dipersonalisasi. Ini bukan soal pak din dan pak itu atau pigai dan abu janda,” lanjut Fahri Hamzah menjelaskan.
Cara pemerintah melihat persoalan perlu diperbaiki prof. Jangan dipersonalisasi. Ini bukan soal pak din dan pak itu atau pigai dan abu janda...ini soal posisi negara ditengah hingar bingar media sosial. Mengapa “fasilitas” yg meng-“ekstensi” konflik di dunia maya dibiarkan ada? https://t.co/X8pXQdeXo3— #GS2021KolaborasiYuk (@Fahrihamzah) February 13, 2021
Fahri Hamzah menekankan bahwa hal ini merupakan posisi negara di tengah hingar bingar media sosial.
“Mengapa “fasilitas” yang mengekstensi konflik di dunia maya dibiarkan ada?,” pungkas Fahri Hamzah.
Diketahui, Fahri Hamzah menanggapi cuitan Mahfud MD yang menuturkan bahwa Din Syamsuddin tidak radikal.
Mahfud MD menganggap bahwa Din Syamsuddin bukan penganut radikalisme, namun mengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung oleh pemerintah.
“Dia juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah "Darul Ahdi Wassyahadah". Beliau kritis, bukan radikalis,” tandas Mahfud MD.
Pemerintah tdk prnh menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme. Pak Din itu pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yg jg diusung oleh Pemerintah. Dia jg penguat sikap Muhammadiyah bhw Indonesia adl "Darul Ahdi Wassyahadah". Beliau kritis, bkn radikalis— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 13, 2021
***