PR TASIKMALAYA – Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak serius menangani korupsi.
Kurnia Ramadhana bahkan menyoroti KPK dalam menangani kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang menjerat Juliari Batubara.
“Korupsi yang dilakukan Juliari dan kroninya adalah korupsi yang paling keji, dan harusnya ini menggerakkan KPK untuk menindaklanjuti kasus ini,” tegas Kurnia Ramadhana seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @MataNajwa pada Kamis, 11 Februari 2021.
Kurnia Ramadhana menilai, kinerja KPK dalam menangani kasus ini seakan-akan tidak serius.
“Kami lihat tidak ada keseriusan KPK. Jangan sampai ada oknum di internal KPK yang berupaya melokalisir kasus ini yang hanya berhenti di Juliari,” tuturnya.
“Kami lihat gak ada keseriusan KPK. Jangan sampai ada oknum di internal KPK yang berupaya melokalisir kasus ini yang hanya berhenti di Juliari. Kami yakin ada pihak lain yang terlibat dalam perkara ini,” kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana.#MataNajwaIroniKorupsiKalaPandemi— Mata Najwa (@MataNajwa) February 10, 2021
Kurnia Ramadhana bahkan mencurigai, adanya oknum lain yang terlibat di dalam kasus korupsi bansos tersebut.
Baca Juga: Segera Klaim di www.pln.co.id, Dapatkan Listrik Gratis dari PLN Februari 2021
Kecurigaan Kurnia Ramadhana bertambah, ketika ditemukan banyak korporasi yang baru berdiri empat sampai lima hari, namun mendapatkan proyek bansos.
“Ada banyak korporasi yang baru berdiri empat sampai lima hari, kemudian dapat proyek bansos. Ada beberapa korporasi di bidang elektronik dan motor. Kok bisa dapat proyek bansos?,” ujarnya.