“Besar kemungkinan utasku ini akan dipenggal-penggal dan diframing paksa bahwa aku ngebela Bu @susipudjiastuti. Padahal aku bilang, buzzer dari kubu mana pun monggi kalau mau menyerang pikiran Bu Susi/Pak Luhut/siapapun, ini demokrasi, tapi serang pikirannya, jangan fisik/pribadinya,” terang Sujiwo Tejo.
Lebih lanjut, Sujiwo Tejo menegaskan bahwa sah-sah saja jika buzzer ingin menyerang.
Baca Juga: Bertepatan dengan Harlah NU ke-95, AHY Sampaikan Selamat Sekaligus Rasa Duka, Ada Apa?
Namun, alangkah eloknya yang diserang adalah pemikirannya, bukan fisiknya.
Seperti halnya ketika yang diserang karena tatonya, karena menurut Sujiwo Tejo ketika menyerang tato sama saja dengan menyerang fisik.
“Mau nyerang pikiran siapa pun? Silahkan. Ini demokrasi. Tapi serang pikirannya pula. Jangan serang fisiknya,” jelas Sujiwo Tejo.
“Nanti diketawain ayam. Sebab ayam juga tahu bahwa orang kek gitu berarti sudah nggak punya pikiran. Orang punya pikiran akan nyerang pikiran orang dengan pikiran pula,” tandasnya.
Aku sendiri nggak tatooan, tapi temenku banyak yg tatooan dan karyanya di berbagai bidang bagus2. Malah mungkin kalau disurvei, koruptor2 yg ketangkep @KPK_RI kebanyakan gak tatooan, kebanyakan yg penampilannya “orang baik2”, sopan ...— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) January 31, 2021
***