PR TASIKMALAYA – Peristiwa penembakan anggota Front Pembela Islam (FPI), masih menjadi pemantauan dan penyelidikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia RI.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Choirul Anam selaku Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan, pihaknya telah mendapatkan keterangan dari pihak FPI.
“Untuk memperkuat pengungkapan peristiwa yang terjadi, kami berharap semua pihak mau bekerja sama dan terbuka. Harapan ini juga kami sampaikan kepada pihak kepolisian,” ujar Chirul Anam seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA Selasa 8 Desember 2020.
Baca Juga: Temui Etidal Mansour Alshammari, Mahfud MD: Didirikan Raja Salaman, Lembaga Lawan Radikal-Terorisme
Keterangan lainnya datang dari Polda Metro Jaya, bahwasannya penembakan tersebut terjadi karena adanya penyerangan pihak FPI kepada petugas yang sedang melakukan penyelidikan.
Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan yang diberikan oleh Irjen Pol Fadil Imran selaku Kapolda Metro jaya.
Fadil menjelaskan, kejadian yang terjadi pada Senin dini hari pukul 0.30 WIB di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 tersebut, berawal dari pendukung Rizieq Shihab yang rencananya akan diselidiki terkait dengan adanya informasi soal pengerahan massa yang akan menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Baca Juga: Deretan Artis K-Pop ini Jalani Tes Covid-19 Usai Kontak dengan Solois Korea Selatan Chung Ha
Namun, mobil pihak kepolisian dipepet mobil lain. Selanjutnya, terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan terhadap petugas.
Hingga, enam orang pendukung Rizieq Shihab tersebut tewas tertembak sementara empat orang lainnya berhasil melarikan diri.
Sementara itu, pihak kepolisian hanya mengalami kerugian berupa kendaraan yang rusak akibat insiden mobil yang terpepet, serta adanya tembakan yang berasal dari kelompok yang melakukan penyerangan.
Baca Juga: Gereja-Gereja di Seoul Tak Izinkan Lakukan Kebaktian di Hari Natal, UCCK: Regulasi Tidak Realistis
Pro kontra pun terjadi, seperti halnya komentar yang datang dari Fadli Zon. Menurutnya, tertembaknya anggota FPI, bahkan sampai tewas wajib diusut tuntas siapa pelakunya.
Menanggapi hal tersebut, Muannas Alaidid justru berkomentar sebaliknya.
Dia berpendapat, ujaran yang dilontarkan oleh Fadli Zon tersebut hanya demi Daerah Pemilihan (Dapil) yang diusungnya
Baca Juga: Peneliti Temukan Manfaat Kulit Mangga Untuk Atasi Cemaran Minyak, Ini Penjelasannya
“Sabar pak @fadlizon jangan demi dapil maunya nyudutin aparat trus, takut kehilangan dukungan," tulisnya dalam akun Twitter pribadinya @muannas_alaidid.
Ia juga beranggap, hal tersebut tidak akan terjadi jika dari awal Fadli menyarankan Rizieq Shihab untuk menerima bantuan dari pemerintah.
Menuturnya, Rizieq Shihab pun seharusnya menuruti aturan pemerintah mengenai kerumunan yang pernah terjadi akibatnya.
Baca Juga: Turunkan Ribuan Personel saat Pilkada Serentak 2020, Kapolda DIY: Disiplin Prokes
"Semua tak akan pernah terjadi kalo anda sedari awal bantu sarankan MRS taat hak soal kasus kerumunan, mestinya voice note serangan serta ada dugaan soal kepemilikan sajam/senpi dipertimbangkan,” ungkapnya.
Sabar pak @fadlizon jgn demi dapil maunya nyudutin aparat trus, takut kehilangan dukungan, semua tak akan pernah terjadi klo anda sedari awal bantu sarankn MRS taat hk soal kasus kerumunan, mestinya voice note serangan serta ada dugaan soal kepemilikan sajam/senpi dipertimbangkn https://t.co/DBuwbIFOHN— Muannas Alaidid (@muannas_alaidid) December 8, 2020
***