Ikut Drama Resolusi Jihad bersama Forkopimda, Dialog Tri Rismaharini : Nek Kalah Jihad Tak Tembak

23 Oktober 2020, 17:35 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini /ANTARA FOTO/Didik Suhartono/

 

PR TASIKMALAYA - Penggalan dialog Wali Kota Surbaya Tri Rismaharini dalam pertunjukan “Drama Resolusi Jihad”, yang dimeriahkan dengan latar tarian Suhada menggempurkan suasana Halaman Tugu Pahlawan, Kamis, 22 Oktober 2020.

“Awakmu kabeh, nek kalah jihad tak tembak lho, ayo kudu menang gak oleh mundur (Kalian semua, kalau kalian kalah jihad saya tembak lho. Ayo harus menang tidak boleh mundur),” kata Risma.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jumat 23 Oktober 2020 dari laman Pemkot Surabaya.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR: Akankah Indonesia Seperti Brasil Tak Ingin Warganya Jadi Kelinci Percobaan?

Pertunjukan jugak dimeriahkan dengan Forkopimda yang ikut berperan dalam pertunjukan.

Teriakan lantang dialog “Merdeka, merdeka” semakin membakar semangat para pemain bahkan penonton pun turut merasakannya.

Suasana mulai menegang, ketika sosok Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Eddison berperan sebagai M Yasin dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum, Pimpinan Laskar Putri memasuki area panggung secara tiba-tiba.

Dalam adegannya, M Yasin, bersama ajudannya menurunkan bendera Jepang dan mengganti dengan bendera Sang Merah Putih pertama kalinya di Surabaya.

Baca Juga: Video Debt Collector Salah Sasaran, Anggota TNI Naik Pitam: Mana Surat Tugas Kalian?

Semakin seru, dan haru, ketika memasuki adegan keempat.

Saat itu dari bangku penonton, Wali Kota Risma berperan sebagai Mbok Dar datang dengan latar Dapur Umum.

Di sana Wali Kota Risma terlihat begitu mendalami peran dan menguasai isi panggung.

Sesekali ia mengeluarkan candaan tawanya berbahasa jawa, tapi tak jarang pula memberikan nasehat kepada para pejuang untuk untuk tetap penuh semangat menjaga dan menegakkan kemerdekaan.

Baca Juga: Alasan Staycation Liburan Aman saat Pandemi Covid-19

“Awakmu kabeh, nek kalah jihad tak tembak lho, ayo kudu menang gak oleh mundur (Kalian semua, kalau kalian kalah jihad saya tembak lho. Ayo harus menang tidak boleh mundur),” kata Risma.

Di sela-sela pertunjukkan, Wali Kota Risma juga memimpin pembacaan doa sebelum pasukan berangkat berjihad.

Ia pun juga mengobarkan semangat yang membara untuk pantang mundur.

“Ayo dungo sing akeh sakdurunge budal jihad (Mari berdoa yang banyak sebelum berangkat jihad,” teriak Mbok Dar (Risma).

Setelah Mbok Dar pamit dan meninggalkan panggung, Komandan Korem 084 yang berperan sebagai Bung Tomo bersama para pejuang lainnya memasuki panggung dan dilanjut adegan berikutnya.

Baca Juga: Minta Tim Pemburu Harun Masiku Dibubarkan, ICW: KPK Bukan Tak Mampu, Tapi Tak Mau

Tujuan dari serangkaian Parade Seni dan Budaya Surabaya merupakan salah satu alternatif yang diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kepada para pekerja seni lantaran terkena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

Hal itu tercetus oleh Wali Kota Risma saat dirinya memikirkan dari mana penghasilan dan bagaimana mereka agar tetap produktif.

“Itu salah stau alasannya. Lalu di sini, kami Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tampil secara khusus untuk menghibur warga Surabaya,” kata Wali Kota Risma.

Menurutnya, saat pandemi melanda di seluruh dunia termasuk Surabaya, saat itu pula banyak sekali permasalahan bukan hanya menyelesaikan penyakit.

Tapi dampak lainnya adalah semakin memburuk kondisi perekonomian.

Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Suap, KPK Periksa Wali Kota Tasikmalaya

Oleh sebab itu, Wali Kota Risma mengeluarkan berbagai inovasi dan ide agar para seniman tetap dapat berkarya.

“Meskipun saat ini sudah jauh lebih baik, tetapi para seniman belum. Sehingga itu salah satu alasannya menggelar pertunjukkan virtual ini,” kata Risma.

“Akhirnya terkemaslah menjadi sebuah pertunjukkan yang kami gelar sampai dengan Desember mendatang,”tambahnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Pemkot Surabaya

Tags

Terkini

Terpopuler