Kementrian ESDM Tengah Lakukan Pencadangan Evaluasi Medan Panas Bumi

18 Oktober 2020, 18:17 WIB
Ilustrasi sumber daya energi. //Dok. esdm.go.di

PR TASIKMALAYA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mencadangkan penilaian di delapan lapangan panas bumi.

Dadan Kusdiana, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ESDM Kementerian EDM mengemukakan bahwa lapangan Cikakak 1 dan Cikakak 2, yang merupakan bagian dari lapangan Cisolok di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan dijadikan langkah pertama dari proses penilaian. Proses pemilihan lokasi ini bersumber pada data dari Badan Geologi.

Dadan mengawasi jalannya proses evaluasi dengan menaksir kemungkinan risiko dan mitigasi.

Baca Juga: Luncurkan Program Pelatihan Fotografi dan Ilustrasi, Kemenparekraf Berharap Rakyat Tetap Produktif

"Potensi kendala yang mesti diantisipasi antara lain kekurangan data, belum tersedianya peralatan atau perangkat lunak yang dibutuhkan, perubahan lokasi lapangan panas bumi, dampak Covid-19 serta pendanaan,” jelas Dadan di Cisolok, Sukabumi, akhir minggu lalu.

Salah satu yang diamati adalah peran sumber daya manusia yang masih kurang.

Dadan menganjurkan untuk menambah tenaga ahli yang berpengalaman khususnya di BLU Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE).

Guna menangani masalah itu, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi akan membangun tim dengan Badan Geologi, Ditjen EBTKE dan Tenaga Ahli Menteri ESDM sebagai anggotanya yang akan melakukan operasi gabungan untuk melaksanakan evaluasi bagi kegiatan ini.

Baca Juga: Belajar Menghemat di Saat Pandemi Covid-19, Berikut Cara Tips Atur Biaya Hidup!

BLU P3TKEBTKE saat ini sedang mengerjakan peer review terhadap ajuan agenda survei, data hasil penyelidikan terperinci (survei geologi, geokimia, dan geofisika), sampai dengan model konseptual di delapan lokasi itu.

Tim BLU P3TKEBTKE pun akan memilih titik bor (well targeting) sumur penggalian dari hasil peer review di tiap-tiap lokasi.

Kepala P3TKEBTKE, Chrisnawan Anditya memaparkan bahwa BLU P3TKEBTE pun megamati aspek non-teknis seperti kehadiran jalan akses, lokasi sumber air, sampai dengan kemiringan permukaan yang juga merupakan hal-hal ekstra yang harus diperhatikan.

Sedangkan, Peneliti PPPTMGB "LEMIGAS", Panca Wahyudi menerangkan Badan Geologi sudah mempunyai data survei preseden.

Baca Juga: Tak Mau Makan dan Minum, Pelaku Pembunuhan Bocah yang Bela Sang Ibu Tewas di Sel Tahanan

Namun data ini harus ditinjau ulang supaya lebih terbukti sebab reservoir panas bumi tidak sama dengan migas.

Ketepatan pemilihan titik pengeboran mesti benar-benar tepat, bahkan tidak boleh bergeser sampai 10 meter.

Dalam pengerjaannya, evaluasi lapangan panas bumi ini mencakup Well Tergeting, Peer Review, Analisis Konseptual Model dan Simulasi Numerik.

Di samping lapangan Cisolok, juga ada lapangan Jailolo, (Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara), Bittuang (Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan), Nage (Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur), Ciremai (Kabupaten Kuningan, Jawa Barat), Marana, (Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah), Gunung Endut (Kabupaten Lebak, Banten) dan Sembalun (Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat).***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Esdm.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler