Babinsa Bumiayu Brebes Ajak Petani di Lokasi TMMD Reguler Back to Nature

9 Oktober 2020, 09:11 WIB
Babinsa Koramil 08 Bumiayu, Kodim 0713 Brebes. /DOK KODIM 0713 BREBES/

PR TASIKMALAYA - Babinsa Koramil 08 Bumiayu, Kodim 0713 Brebes, Sertu Eko Nuhyoto, membagi peran antara kesibukannya membackup Satgas TMMD Reguler 109 Brebes, yang sedang melakukan pembangunan infrastruktur di desa binaannya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dengan kegiatan pendampingan pertanian kepada warga setempat.

Tampak dirinya bersama Meiharto (50), pengusaha pupuk organik asal Dusun Kutagaluh RT. 03 RW. 02, Desa Kalinusu, untuk memotivasi para petani menetralkan tanah pertaniannya dengan pupuk organik buah karya lokal, Rabu 01 Oktober 2020.

Disampaikan Babinsa, pendampingan pertanian itu sudah merupakan tugasnya selaku mitra Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, dalam upaya mendukung program ketahanan pangan.

Baca Juga: Mata Air Beji Bonus AMD Tahun 1986, Kini Dinikmati Satgas TMMD Reguler 109 Brebes

“Kita perlu mendorong para petani untuk menetralkan lahan pertaniannya yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebih,” ujarnya Ketua Poktan Galuh Tani Kalinusu ini.

Sementara dijelaskan Meiharto, bahwa pupuk organik sangat ramah lingkungan dan dapat dibuat siapa saja, karena bahan dasarnya hanya kotoran sapi yang dicampur jerami padi atau serbuk gergaji kayu dengan komposisi 60 : 40 kg, kemudian disemprot EM4 1,5 liter, aduk bahan dan kemudian dikomposkan selama 30 hari.

Saat proses pengomposan ini, aduk bahan setiap 3 hari untuk membantu proses aerasi. Sedangkan untuk tanda pengomposan sudah selesai, yaitu jika suhunya sudah tidak tinggi lagi.

“Untuk mengaktifkan EM4, siapkan air 1,5 liter kemudian dicampur 2-3 sendok EM4 dan 3-4 sendok teh larutan gula. Kemudian kocok dan biarkan semalaman,” beber Meiharto yang sudah menggeluti usahanya tersebut sejak 2019 silam.

Baca Juga: 7 Camilan Sehat yang Cocok untuk Diet, Salah Satunya Yoghurt

Dijelaskannya lanjut, pada pupuk kimia nutrisi yang disediakan sudah berbentuk ion, sedangkan pada pupuk organik perlu adanya dekomposisi sampai terbentuk ion sehingga baru dapat diserap tanaman.

Walaupun tanaman lebih lama menyerap nutrisi dari pupuk organik dan pupuk ini lebih mahal dari pupuk kimia, namun dampaknya sangat bagus kedepannya bagi tanah, dan juga aman bagi manusia yang mengkonsumsi hasilnya karena tidak tidak mengandung residu bahan kimia.

“Kurangnya minatnya para petani untuk memakai pupuk organik, karena minimnya informasi. Untuk itulah bersama Babinsa kita mengajak warga Kalinusu khususnya untuk back to the nature,” tandasnya.

Baca Juga: Redam Emosi dan Bawa Janji, Anies Baswedan Turun ke Jalan Temui Demonstran

Ia mengaku, harga pupuk per karungnya adalah Rp10 ribu, di pasaran lokal. Namun jika warga setempat yang membutuhkannya dihargai Rp2 ribu/karung, bahkan terkadang dirinya memberikannya cuma-cuma dalam jumlah kecil kepada para tetangganya.

Tak lupa dirinya mengucapkan terima kasih kepada Babinsa dan media yang mempublikasikan segala aspek terkait TMMD, beserta potensi masyarakat dan obyek wisata. (Aan)***

Editor: Rahmad Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler