Klaster Covid-19 di Pasar Meningkat, Hasil Survei: Hanya 3 Persen yang Sadar Bahaya Virus Corona

25 September 2020, 08:10 WIB
SEJUMLAH warga beraktivitas di Pasar Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin, 8 Juni 2020. Informasi dua hari terakhir terdapat 10 orang terkonfirmasi positif virus korona yang berasal dari klaster pasar, tenaga kesehatan dan transportasi online telah dikoreksi.* /Pikiran-Rakyat.com/ARIF HIDAYAH /

PR TASIKMALAYA - Semakin bertambahnya kasus Covid-19 dari klaster pasar, tidak membuat semua warga pasar tersadar akan bahayanya virus corona jenis baru ini.

Hal itu menurut hasil survei warga pasar di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang dilakukan oleh Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Covid-19.

Survei ini dilakukan oleh Palang Merah Indonesia, International Federation of Red Cross & Red Crescent Societies (IFRC), Food Agriculture Organization (FAO) dan didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Baca Juga: Selesai Masa Tugas, Key SHINee Akan Mengakhiri Wajib Militer pada 7 Oktober Mendatang

Dikutip dari Antara, pihaknya menyebut hanya 3 persen yang sadar pentingnya menerapkan protokol kesehatan, khususnya menjaga jarak.

"Survei ini dilakukan kepada pedagang dan pembeli di pasar dengan metode wawancara tentang kesadaran warga pasar yang menjadi salah satu kelompok rawan terpapar COVID-19," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat , Sudirman Said.

Tujuan dari survei tersebut untuk menekan penyebaran Covid-19 di lingkungan. Survei menyebutkan 85 persen responden tidak mengerti cara untuk pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Di Tengah Kesulitan Masa Pandemi Covid-19, Kemendikbud Tetap Salurkan Beasiswa Unggulan

Lalu, sekitar 80 persen penggunaan uang tunai masih dilakukan sebagai metode pembayaran, dan 69 persen menyatakan kurangnya ruang untuk jaga jarak antara lapak dan pembeli.

Menurut Said, tantangan saat berada di lingkungan pasar itu sulit untuk menjaga jarak karena keterbatasan ruang gerak.

Bersama pengelola pasar atau paguyuban pasar perlu melakukan kegiatan promosi protokol kesehatan dengan memaksimalkan penggunaan media seperti alat pengeras.

Baca Juga: Setelah Menjalani Perawatan, 3.688 Pasien Sembuh dari Virus Corona di Papua

Dengan kondisi tersebut, edukasi tentang penerapan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker yang benar, jaga jarak, serta berperilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan secara rutin.

Pengelola maupun paguyuban pasar harus rutin memberikan imbauan agar aktivitas di pasar tetap menerapkan protokol kesehatan.

Hasil survei lainnya, 69 persen responden menyebutkan edukasi dengan menggunakan media komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga pasar mengenai tindakan pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Anak-anak Bisa Bawa Virus Corona 100 Kali Lebih Banyak dari Orang Dewasa, PJJ Jadi Solusi yang Tepat

Selain itu, 73 persen responden yang menyatakan pentingnya informasi iimbauan untuk menjaga kebersihan area lapak.

"Masyarakat pasar merupakan salah satu pemeran kunci utama yang menjamin ketersediaan pangan pada masa pandemi,” kata Team Leader a.i FAO ECTAD, Luuk Schoonman.

Luuk menjelaskan, selain melakukan kegiatan promosi protokol kesehatan, kegiatan pembersihan dan disinfeksi di pasar harus diperhatikan dalam upaya pencegahan.

Baca Juga: 'Ngotot' Ingin Menang, Trump Tolak Serahkan Kekuasaan secara Damai Jika Kalah di Pemilu AS Mendatang

Komponen Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pada penanggulangan Covid-19 terangkum dalam hasil Survei Masyarakat Pasar menjadi referensi untuk meningkatkan kesadaran komunitas pasar dalam memahami pentingnya mengikuti protokol kesehatan.

Mengacu pada hasil survei tersebut dengan meningkatkan keberadaan fasilitas cuci tangan serta membuat pesan kunci kampanye kesehatan yang mengajak untuk saling mengingatkan.

Lalu melindungi sesama melalui informasi etika penggunaan masker yang baik dan benar, selanjutnya, edukasi atau imbauan menjaga jarak, melakukan tujuh langkah cuci tangan yang benar.

Baca Juga: Sebut Kelompok yang Giat Bahas PKI Sedang 'Halu', Denny Siregar: Biar Sembuh Bilang 'Gua Bego'

Serta melakukan transaksi yang aman di pasar dengan memanfaatkan pengeras suara dan menbuat grup WhatsApp yang beranggotakan warga pasar diharapkan bisa memutus rantai penyebaran Covid-19.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler